Pemberian pakan udang vaname menurut umur penting untuk dilakukan karena sangat berarti bagi tumbuh kembang udang. Jika udang diberikan terlalu sedikit pakan, pertumbuhannya akan terganggu karena kekurangan jika udang diberikan terlalu banyak pakan, pakan tersebut tidak akan dimakan udang dan akan mengendap di permukaan tambak kemudian berubah jadi racun. Untuk memberikan jumlah pakan yang sesuai dengan umur udang ada rumusnya loh, Bapak/Ibu Petambak. Yuk, baca artikel ini untuk lebih jelasnya! Pentingnya Manajemen Pemberian Pakan UdangCara Pemberian Pakan Udang Vaname Menurut UmurButuh Bantuan Terkait Bisnis Budidaya Udang?Hitung Kebutuhan Pakan Pakai Kalkulator Budidaya di eFarm Pentingnya Manajemen Pemberian Pakan UdangSumber Dokumentasi eFisheryDalam budidaya udang vaname, manajemen pakan adalah proses pengaturan pemberian pakan yang disesuaikan dengan umur dan bobot udang untuk memaksimalkan pertumbuhan udang. Manajemen pakan yang baik, terutama dalam budidaya udang vaname sangat penting diterapkan karena memiliki risiko budidaya yang tidak kecil. Bapak/Ibu bisa saja gagal panen udang vaname hanya karena salah menghitung jumlah dan frekuensi pemberian melakukan perhitungan manajemen pakan yang tepat, Bapak/Ibu bisa memulainya dengan menghitung Feeding Rate FR dan Feed Conversion Rate FCR. Lantas, apa itu FR dan FCR dalam budidaya udang vaname?FR adalah kadar pemberian pakan harian yang ditentukan berdasarkan berat rata-rata udang atau Average Body Weight ABW dan dihitung berdasarkan biomassa udang vaname. Jika penghitungan FR sudah tepat, maka udang vaname dapat tumbuh dengan optimal karena pemberian pakannya sudah efisien. Perhatikan contoh berikut untuk menghitung FRFR = Biomassa x FR PakanContohPopulasi = ekorABW = 10 gBiomassa = kgFR Pakan = 3,9%FR = X 3,9%= 39 kg/hariJadi jumlah pakan yang Bapak/Ibu bisa berikan ke udang vaname yang berjumlah ekor dengan berat rata-rata 10 g adalah 39 kg/ Feed Conversion Rate FCR adalah angka efektivitas pakan yang ditebar. Dengan menghitung FCR, Bapak/Ibu bisa melihat apakah pakan yang ditebar benar-benar dimakan oleh udang atau malah terbuang dan mencemari kolam. Untuk menghitungnya, perhatikan contoh berikutFCR = Total pakan yang sudah diberikan kg Biomassa udangContohBiomassa = kg Jumlah pakan yang sudah diberikan = kgFCR = 1,1Jadi, FCR untuk siklus tersebut adalah 1, angka FCR budidaya udang vaname Bapak/Ibu berada di angka 1,1-1,2, penebaran pakan yang Bapak/Ibu lakukan sudah efektif. Angka tersebut juga berarti bahwa biomassa udang yang akan dipanen mendekati bobot pakan yang Juga Trik Sukses Budidaya dengan Hitung FCR Udang VanameCara Pemberian Pakan Udang Vaname Menurut UmurSetelah mengetahui angka FR dan FCR yang sesuai, sekarang saatnya Bapak/Ibu mengetahui cara pemberian dan jenis pakan yang sesuai untuk udang vaname menurut umurnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel pakan udang vaname berikut!Seperti yang ada pada tabel di atas, jenis pakan untuk udang vaname dibedakan menjadi 3, yaitu bubuk, granula, dan pelet. Ketiga jenis pakan di atas tergolong sebagai pakan buatan, pakan yang kandungan nutrisinya sudah diracik langsung oleh ahli pakan budidaya udang vaname, pakan buatan lebih sering digunakan karena lebih praktis dan lebih membuat udang tumbuh cepat. Yuk, simak penjelasan lebih lanjut mengenai ketiga jenis pakan tersebut!1. TepungPakan jenis ini biasanya digunakan untuk benur udang vaname yang berusia di bawah 15 hari yang beratnya hanya di kisaran 0,1-1 g saja. Bentuk pakan tepung yang sangat halus dan kaya akan nutrisi sangat cocok untuk benur udang yang belum bisa mengolah makanan dengan baik. Pada usia tersebut, benur udang vaname mempunyai bentuk mulut yang kecil dan sistem pencernaan yang belum begitu kuat untuk mencerna makanan yang lebih pakan tepung ini juga bertujuan agar proses penyerapan nutrisi berjalan lebih baik, sehingga pertumbuhan udang vaname dapat terjadi secara optimal. Pakan tepung diberikan kepada benur udang vaname sebanyak 3 kali Granula/CrumblePakan yang bentuknya lebih besar dari tepung ini diberikan untuk benur udang vaname di rentang usia 16-45 hari. Granula terbuat dari penggumpalan pakan jenis tepung dengan tambahan nutrisi. Granula juga bisa dibilang sebagai pakan yang dihasilkan dari proses penghancuran pakan jenis pelet untuk menciptakan ukuran yang lebih bisa memberikan granula sebanyak 4 kali sehari kepada udang berumur 16-30 hari dan 5 kali sehari kepada udang yang berumur 31-45 PeletPelet diberikan untuk benur udang vaname yang telah berusia 46-120 hari atau hingga memasuki masa panen. Pelet memiliki kandungan nutrisi yang lebih kompleks dan bisa membuat udang vaname memiliki bobot yang lebih baik hingga waktu panen tiba. Bapak/Ibu bisa memberikan udang vaname pelet sebanyak 5 kali Juga Jenis-Jenis Pakan Udang yang Sering Dipilih Petambak Sukses!
Meningkatnyaumur larva akan berpengaruh pada dosis pemberian pakan yang semakin meningkat sejalan dengan tingkat pertumbuhan larva. Pakan buatan yang biasa diberikan untuk larva udang Vaname adalah pakan dalam bentuk bubuk, cair dan flake (lempeng tipis) dengan ukuran partikel sesuai dengan stadianya. Tahapan pemberian pakan buatan . 1.
Udang vaname Litopenaeus vannamei merupakan salah satu jenis udang yang telah berkembang pesat dan menjadi salah satu komoditas unggul di Indonesia. Udang vaname memiliki prospek dan keuntungan yang menjanjikan, juga permintaan pasar yang terus meningkat setiap tahunnya. Keunggulan yang dimiliki udang vaname ini menjadikan udang vaname banyak diminati dan menjadi salah satu spesies udang yang sering dibudidaya. Namun dalam kegiatan budidaya permasalahan yang muncul akan menjadi kendala, salah satu permasalahan yang dijumpai adalah kualitas lingkungan yang menurun sehingga menyebabkan timbulnya penyakit pada udang, penyakit yang menyerang akan menghambat pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang yang dipelihara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik pada pakan terhadap pertumbuhan benih udang vaname. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan berat mutlak tertinggi pada perlakuan C = gr, kemudian B = gr, A = gr, D = gr dan E = Pertumbuhan panjang mutlak tertinggi pada perlakuan C = mm, kemudian A = mm, B = mm, D = mm dan E = Kelangsungan hidup tertinggi pada perlakuan E = kemudian A = B = C = dan D = Pemberian probiotik pada pakan menunjukan berbeda tidak nyata pada pertumbuhan berat benih udang vaname tetapi berbeda nyata terhadap pertumbuhan panjang benih udang vaname Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JVST 21, 13 - 20 Tuiyo R, Lamadi A, Pakaya D doi p-issn/e-issn 2808-5531/2809-6223 PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH UDANG VANAME Litopenaeus vannamei 13 PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH UDANG VANAME Litopenaeus vannamei Rully Tuiyo1, Arafik Lamadi2, Dewinta Pakaya3 1,2,3 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri Gorontalo Email dewipakaya98 Asal Negara Indonesia ABSTRAK Udang vaname Litopenaeus vannamei merupakan salah satu jenis udang yang telah berkembang pesat dan menjadi salah satu komoditas unggul di Indonesia. Udang vaname memiliki prospek dan keuntungan yang menjanjikan, juga permintaan pasar yang terus meningkat setiap tahunnya. Keunggulan yang dimiliki udang vaname ini menjadikan udang vaname banyak diminati dan menjadi salah satu spesies udang yang sering dibudidaya. Namun dalam kegiatan budidaya permasalahan yang muncul akan menjadi kendala, salah satu permasalahan yang dijumpai adalah kualitas lingkungan yang menurun sehingga menyebabkan timbulnya penyakit pada udang, penyakit yang menyerang akan menghambat pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang yang dipelihara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik pada pakan terhadap pertumbuhan benih udang vaname. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Dari hasil penelitian menghasilkan perlakuan C dengan pertumbuhan mutlak tertinggi = gr, perlakuan B = gr, perlakuan A = gr, perlakuan D = gr dan pada perlakuan E = Untuk pertumbuhan panjang mutlak tertinggi pada perlakuan C = mm, kemudian A = mm, B = mm, D = mm dan E = Selanjutnya hasil penelitian Kelangsungan hidup tertinggi pada perlakuan E = kemudian perlakuan A = perlakuan B = perlakuan C = dan perlakuan D = Pemberian probiotik pada pakan menunjukan berbeda tidak nyata pada pertumbuhan berat benih udang vaname tetapi berbeda nyata terhadap pertumbuhan panjang benih udang vaname Kata kunci Udang Vaname; Probiotik; Pakan dan Pertumbuhan ABSTRACT Vannamei shrimp Litopenaeus vannamei is one type of shrimp that has proliferated and has become one of the leading commodities in Indonesia. Vannamei shrimp has promising prospects and profits, as well as market demand that continues to increase yearly. The advantages of this vaname shrimp make vaname shrimp much in demand and become one of the shrimp species that are often cultivated. However, in aquaculture activities, problems that arise will become obstacles. One of the problems encountered is the declining environmental quality, causing disease in shrimp, diseases that attack will inhibit the growth and survival of the kept shrimp. This study aims to determine the effect of giving probiotics to feed on the growth of vaname shrimp seeds. This study used a completely randomized design CRD method with five treatments and three replications. The results showed the highest absolute weight growth in treatment C = gr, then B = gr, A = gr, D = gr, and E = The highest absolute length growth was in treatment C = mm, then A = mm, B = mm, D = mm, and E = The highest survival rate was in treatment E = then A = B = C = and D = The provision of probiotics in the feed showed no significant difference in the weight growth of white vaname shrimp seeds but a significantly different in the length growth of white vaname shrimp seeds. Keywords Vaname Shrimp; Probiotics; Feed and Growth 1. PENDAHULUAN Udang vaname Litopenaeus vannamei merupakan salah satu jenis udang yang telah berkembang pesat dan menjadi salah satu komoditas unggul di Indonesia. Udang vaname memiliki prospek dan keuntungan yang menjanjikan, juga permintaan pasar yang terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data DJPB 2016, pada tahun 2014 produksi budidaya udang vaname mencapai ton dan tahun 2015 meningkat mencapai Hal ini membuktikan bahwa udang vaname memiliki potensi pasar yang besar. Udang vaname juga dianggap mampu menggantikan udang windu Penaeus monodon sebagai organisme budidaya. Pada tahun 2001 melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan RI. No. 41/2001 udang vaname dikenalkan dan mulai dibudidayakan di Indonesia. Pada saat itu udang vaname menggantikan JVST 21, 13 - 20 Tuiyo R, Lamadi A, Pakaya D doi p-issn/e-issn 2808-5531/2809-6223 PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH UDANG VANAME Litopenaeus vannamei 14 udang windu yang mulai terserang penyakit virus dan mengakibatkan produksi udang windu menurun Pratama et al., 2017. Keunggulan yang dimiliki udang vaname ini menjadikan udang vaname banyak diminati dan menjadi salah satu spesies udang yang sering dibudidaya. Namun dalam kegiatan budidaya permasalahan yang muncul akan menjadi kendala, salah satu permasalahan yang dijumpai adalah kualitas lingkungan yang menurun sehingga menyebabkan timbulnya penyakit pada udang, penyakit yang menyerang akan menghambat perkembangan organisme udang yang dipelihara. Pertumbuhan organisme yang dipelihara udang merupakan hasil yang sangat diharapkan dalam suatu kegiatan budidaya. Faktor yang mempengaruhi perkembangan udang yaitu kesesuaian pakan serta kandungan nutrisi pakan yang diberikan. Pemberian pakan yang kurang dan tidak tercukupnya nutrisi pakan akan menyebabkan pertumbuhan udang terganggu akan tetapi sebaliknya pemberian pakan yang berlebihan serta sisa pakan yang tidak habis dimakan udang akan berdampak pada penurunan kualitas perairan Megawati, 2017. Probiotik merupakan agen hayati yang memberikan manfaat kesehatan bagi inangnya dan berperan dalam meningkatkan pertumbuhan inang udang. Bakteri probiotik merupakan mikroorganisme non pathogen yang membawa pengaruh baik untuk organisme budidaya serta memperbaiki kualitas lingkungan, memperbaiki pemanfaatan nutrisi pakan serta dapat meningkatkan respon imun inang terhadap penyakit Widanarni et al., 2014. Pengaplikasian probiotik dalam budidaya dapat diberikan melalui air dan pakan, pakan hidup rotifer dan artemia maupun pakan buatan. Menurut Setiawati et al. 2013 pemberian probiotik dalam pakan akan berpengaruh pada saluran pencernaan yang dapat membantu proses penyerapan makanan sehingga menghasilkan petumbuhan dan efisiensi pakan yang optimal. Berdasarkan uraian masalah diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pemberian dosis berbeda terhadap pertumbuhan benih udang vaname Litopenaeus vannamei dengan pemberian probiotik dalam pakan. Sehingga dapat diketahui dosis probiotik yang terbaik dalam pertumbuhan benih udang vaname Litopenaeus vannamei. 2. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan model Rancangan Acak Lengkap RAL yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan sehingga diperoleh 15 unit percobaan. Perlakuan A = Pemberian Probiotik dengan dosis 20 ml/kg pakan, Perlakuan B = Pemberian Probiotik dengan dosis 25 ml/kg pakan, Perlakuan C = Pemberian Probiotik dengan dosis 30 ml/kg pakan, Perlakuan D = Pemberian Probiotik dengan dosis 35 ml/kg pakan, dan Perlakuan E = Kontrol Tanpa pemberian probiotik. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 30 hari, berlokasi di Balai Perikanan Budidaya Laut dan Payau BPBLP di Desa Lamu, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo. pengidentifikasian bakteri bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo. Objek Penelitian Objek yang diteliti adalah udang vaname stadia post larva umur 10 hari dengan padat tebar 20 ekor/liter. Benih udang vaname diperoleh dari hatchery udang vaname Balai Perikanan Budidaya Laut dan Payau, sebelum digunakan udang diadaptasikan terlebih dahulu selama 1 hari, udang diseleksi dengan melihat ukuran tubuh dan berenang aktif. Analisis Data Analisis data yang didapatkan yaitu hasil pengukuran pertumbuhan panjang dan pertumbuhan berat benih, hasil analisis perhitungan menggunakan Analisis Ragam ANOVA. Tabel 1. Analisys of variance ANOVA 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Bakteri Probiotik Berdasarkan hasil pengujian bakteri probiotik yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi, Fakultas MIPA, UNG menunjukkan adanya bakteri yang tumbuh dari probiotik yang dibuat dengan cara fermentasi, memperoleh jenis bakteri Lactobacillus dengan perhitungan total koloni yang diperoleh yaitu x 106 CFU/ml. Total koloni yang diperoleh sesuai dengan Standar Nasional Indonesia yang menyatakan syarat minumum nilai total bakteri probiotik sebanyak 106 CFU/ml Gambar 6. Bakteri Lactobacillus. Sumber Dokumentasi Pribadi, 2020 Bakteri yang dihasilkan memiliki morfologi koloni berbentuk bulat, warna krem/putih susu, permukaan halus dan cembung, pinggiran rata dan tidak tembus cahaya menunjukkan bahwa bakteri Lactobacillus sesuai dengan pernyataan Wardinal et al. 2019. Juga dilihat secara mikroskopis dengan JVST 21, 13 - 20 Tuiyo R, Lamadi A, Pakaya D doi p-issn/e-issn 2808-5531/2809-6223 PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH UDANG VANAME Litopenaeus vannamei 15 cara pewarnaan gram memperoleh hasil sel berwarna ungu, berbentuk batang, tidak membentuk spora. Bakteri Lactobacillus ini diperoleh dari yakult yang difermentasi dengan bahan-bahan prebiotik yang mendukung pertumbuhan Lactobacillus yang kemudian akan dicampurkan pada pakan untuk diberikan pada benih udang vaname. Lactobacillus yang dicampur dalam pakan akan mengalami pertumbuhan dan menghasilkan zat antimikroba yang dapat menghambat bakteri pathogen. Selain itu Lactobacillus yang dicampurkan dalam pakan akan meningkatkan kualitas pakan dengan cara fermentasi pakan Syadillah et al., 2020. Lactobacillus merupakan bakteri yang memberikan pengaruh baik bagi inangnya, memilki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri pathogen dengan cara mengubah senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana, dari senyawa sederhana ini akan menghasilkan asam laktat kemudian akan membentuk pH yang rendah pada kondisi asam inilah Lactobacillus akan menghambat bakteri pathogen. Selain itu Lactobacillus memilki kemampuan meningkatkan kecernaan pakan dalam saluran pencernaan yang mudah dicerna oleh usus. Sama halnya yang di kemukakan oleh Anwar et al. 2016 Bakteri Lactobacillus berfungsi merubah karbohidrat menjadi asam laktat kemudian dari asam laktat akan menghasilkan suasana asam, pada suasana asam bakteri memiliki kemampuan dalam menghambat bakteri pathogen. Selain itu dalam usus bakteri akan produksi enzim yang merubah protein menjadi asam amino yang akan diserap oleh usus dan selanjutnya digunakan untuk pertumbuhan organisme budidaya. Namun aktivitas dan fungsi bakteri Lactobacillus ini akan optimal apabila Lactobacillus tumbuh dengan baik dan menempati tempat yang mendukung pertumbuhannya. Faktor lingkungan serta komposisi media pertumbuhan mempengaruhi pertumbuhan bakteri probiotik Williams, 2010. Derajat keasaman pH, suhu serta garam empedu merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan bakteri. Berdasarkan hasil penelitian Okfrianti et al. 2018 peningkatan jumlah koloni bakteri pada suhu 490 C, kemudian mengalami pada suhu 640 mengalami penurunan. Suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri yaitu 30°C. Hal ini menunjukkan bahwa suhu merupakan faktor fisik yang berpengaruh pada laju pertumbuhan melalui pengaruhnya diantaranya reaksi kimia dan stabilitas struktur molekul protein. Selanjutnya pH, pada pH 2 akan menurunkan jumlah koloni bakteri dan peningkatan keasaman paling tinggi pada pH 6. Kemudian kosentrasi garam sampai bakteri memilki ketahanan hidup, tidak ada peningkatan maupun penurunan jumlah koloni Okfrianti et al., 2018. Selain itu, juga menurut pernyataan Suciati et al. 2016 Lactobacillus mampu tumbuh pada pH 5-9, kadar garam 10-40 ppt. Pertumbuhasan Berat Udang Vaname Hasil perhitungan pertumbuhan berat mutlak benih udang vaname yang dipelihara dengan pemberian probiotik memperoleh berat tertinggi pada perlakuan C dosis 30 ml/kg pakan dengan berat disusul oleh perlakuan B dosis 25 ml/kg pakan dengan berat perlakuan A dosis 20 ml/kg pakan dengan berat kemudian perlakuan D dosis 35 ml/kg pakan dengan berat dan terendah pada perlakuan E kontrol dengan berat Gambar 1. Grafik pertimbuhan berat mutlak benih udang vaname Pertumbuhan berat benih udang vaname yang dipelihara selama 30 hari pada perlakuan yang menggunakan probiotik memberikan pertumbuhan berat yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pemberian probiotik. Hal ini dikarenakan probiotik yang diberikan mampu memacu pertumbuhan benih udang vaname Berdasarkan pernyataan Basir 2013 penggunaan probiotik membantu penyerapan nutrisi pakan ke dalam tubuh dan mampu meningkatkan imunitas tubuh udang sehingga memacu pertumbuhan udang yang dipelihara mengunakan probiotik. Proses penyerapan makanan di dalam saluran pencernaan dapat dipengaruhi oleh pemberian probiotik dalan pakan. Menurut Malik 2008 pemberian bakteri probiotik langsung pada pakan akan memperbaiki mutu pakan. Probiotik yang diberikan juga dibuat dengan bahan-bahan yang membantu dalam pertumbuhan benih udang salah satunya dengan penambahan temulawak dalam probiotik kemudian disemprotkan ke pakan benih udang, berdasarkan pernyataan Prastito et al. 2018 pemberian temulawak pada pakan memberikan banyak manfaat bagi tubuh terutama untuk immunostimulan dan pertumbuhan. Hal ini karena temulawak memiliki kandungan kurkumin yang berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan dengan cara menambah nafsu makan. Selain itu probiotik mengandung sejumlah bakteri yang menguntungkan untuk kesehatan JVST 21, 13 - 20 Tuiyo R, Lamadi A, Pakaya D doi p-issn/e-issn 2808-5531/2809-6223 PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH UDANG VANAME Litopenaeus vannamei 16 organisme dan perbaikan daya cerna. Probiotik yang digunakan mengandung bakteri lactobacillus, yang menurut Syadillah et al. 2020 pemberian lactobacillus mempengaruhi pertumbuhan udang dengan cara meningkatkan selera makan udang vaname dikarenakan adanya bau atraktan atau zat kimia penarik yang membuat udang bergerak mendekati pakan yang tercampur dengan probiotik sehingga pertumbuhan vaname lebih tinggi dari perlakuan tanpa pemberian probiotik. Hasil penelitian pemberian probiotik pada pakan yang dicobakan terhadap benih udang menunjukkan bahwa dosis probiotik 30 ml memberikan pertumbuhan tertinggi dari perlakuan lainnya, pada pemberian dosis probiotik 35 ml menunjukkan angka pertumbuhan yang rendah hampir sama dengan perlakuan kontrol tanpa pemberian probiotik, hal ini membuktikan pemberian probiotik dengan jumlah yang besar tidak meningkatkan pertumbuhan, dengan demikian pemberian dosis probiotik tertentu secara tepat akan membantu pertumbuhan benih udang. Sesuai dengan pernyataan Usman dan Rochmady 2017 dengan memberikan dosis probiotik yang tepat akan membantu udang dalam memanfaatkan pakan secara baik sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan udang sehingga berpengaruh pada pertumbuhannya. Tabel 2. Analisis Ragam Berat Mutlak Benih Udang Hasil analisis ragam pengaruh pemberian probiotik pada pakan udang menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap hasil pertumbuhan berat mutlak benih udang, karena data yang diperoleh tidak signifikan. Hasil perhitungan analisis sidik ragam yang menunjukkan berbeda tidak nyata tidak menentukkan bagus tidaknya suatu perlakuan yang diuji cobakan untuk pertumbuhan benih udang vaname. Hasil pertumbuhan berat benih udang diduga karena pakan yang diberikan tidak dimakan secara merata oleh benih udang sehingga pertumbuhan berat setiap udang tidak sama dan tidak signifikan. Sesuai dengan pernyataan Supito 2017 tidak semua udang memiliki pergerakan yang sama, ada yang aktif mencari makan dan ada yang cenderung berdiam diri sehingga pakan yang diberikan tidak dimakan secara merata oleh benih udang, dan mempengaruhi pada pertumbuhan benih vaname. Selain itu tingkat nafsu makan udang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti suhu. Pada suhu tinggi udang dapat hidup normal dan optimal, nafsu makan udang meningkat karena pakan yang diberikan cepat habis dimakan, akan tetapi pada suhu yang rendah dibawah 25°C metabolisme udang menjadi rendah dan akan mempengaruhi nafsu makan menurun hingga 50% serta menyebabkan pakan yang diberikan tidak habis, sehingga hal ini mempengaruhi pertumbuhan udang tidak optimal. Pertumbuhan Panjang Udang Vaname Hasil data pertumbuhan panjang mutlak benih udang vaname dengan pemberian probiotik, urutan tertinggi pada perlakuan C dosis 30 ml/kg pakan dengan panjang kemudian perlakuan A dosis 20 ml/kg pakan dengan panjang perlakuan B dosis 25 ml/kg pakan dengan panjang kemudian perlakuan D dosis 35 ml/kg pakan dengan panjang sedangkan yang terendah pada perlakuan E kontrol dengan panjang Gambar 2. Grafik pertumbuhan mutlak benih udang vaname Pertumbuhan panjang benih udang vaname yang diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan yang menggunakan probiotik dan terendah pada perlakuan kontrol tanpa pemberian probiotik. Sama halnya dengan hasil pertumbuhan berat mutlak benih udang, bahwa penggunaan probiotik memberikan pertumbuhan tertinggi. Sesuai dengan pernyataan Basir 2013 penggunaan probiotik membantu dalam penyerapan nutrisi pakan ke dalam tubuh dan mampu meningkatkan imunitas tubuh udang sehingga memacu pertumbuhan udang yang dipelihara menggunakan probiotik. Menurut Tahe et al. 2015 Pemberian probiotik dalam pakan dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan, hal ini karena adanya enzim yang diproduksi oleh bakteri probiotik. Berdasarkan analisis ragam juga menunjukkan pemberian probiotik pada pakan untuk pertumbuhan panjang mutlak benih udang vaname menunjukkan berbeda nyata Fhitung > Ftabel α = 0,05. Tabel 3. Analisis ragam panjang mutlak benih udang Hasil analisis ragam pengaruh pemberian probiotik pada pakan udang menunjukkan berbeda nyata pada pertumbuhan panjang mutlak. Pertambahan panjang benih udang terjadi diduga JVST 21, 13 - 20 Tuiyo R, Lamadi A, Pakaya D doi p-issn/e-issn 2808-5531/2809-6223 PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH UDANG VANAME Litopenaeus vannamei 17 karena penambahan bakteri probiotik yang memiliki kemampuan dalam mempercepat penyerapan protein sehingga hasilnya udang mengalami pertumbuhan. Berdasarkan pernyataan Fernando 2016 udang vaname yang dipelihara dengan penambahan probiotik cenderung memberikan pertumbuhan yang tinggi dibandingkan dengan tanpa penambahan probiotik. Data analisis ragam menunjukkan berbeda nyata terhadap pertumbuhan panjang dan berbeda tidak nyata pada berat udang, hal ini kemungkinan dikarenakan pakan yang diberikan tidak dimakan secara merata oleh udang dan menyebabkan benih udang hanya mengalami pertumbuhan panjang. Selain itu kandungan nutrisi pada pakan yang diberikan tidak termanfaatkan secara baik oleh udang. Menurut Sudaryono 2005 kekurangan protein akan mengakibatkan hambatan terhadap pertumbuhan karena diikuti dengan berkurangnya berat tubuh, sedangkan protein pakan yang berlebihan hanya sebagian yang dimanfaatkan untuk pembetukan protein dalam tubuh sisanya diubah menjadi energi. Menurut Supito 2017 agar pertumbuhan udang vaname yang dibudidaya dapat tumbuh dengan baik maka pola pemberian pakan dan jumlah pakan yang diberikan harus tepat. Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan pemberian probiotik berbeda nyata terhadap pertumbuhan panjang mutlak benih udang, maka dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil BNT untuk mengetahui taraf yang berbeda dari perlakuan yang dicobakan. Tabel 4. Uji Beda Nyata Terkecil BNT Setelah perhitungan uji lanjut menunjukkan bahwa pada taraf uji 5% pengaruh pemberian probiotik terhadap pertumbuhan panjang mutlak benih udang pada dosis 30 ml/kg pakan hanya berbeda tidak nyata dengan pemberian probiotik pada dosis 20 ml/kg pakan dan dosis 25 ml/kg pakan, dan berbeda nyata pada perlakuan pemberian probiotik dosis 35 ml/kg pakan dan perlakuan kontrol tanpa pemberian probiotik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perlakuan terbaik untuk pertumbuhan benih udang adalah pemberian probiotik dengan dosis 30 ml/kg pakan kemudian dosis 20 ml/kg pakan dan dosis 25ml/kg pakan. Kelangsungan Hidup Hasil perhitungan data tingkat kelangsungan hidup benih udang vaname selama pemeliharaan 30 hari, persentasi tertinggi yaitu pada perlakuan kontrol kemudian perlakuan A dosis probiotik 20 ml/kg pakan dengan nilai disusul oleh perlakuan B dosis probiotik 25 ml/kg pakan dengan nilai dan perlakuan C dosis probiotik 30 ml/kg pakan dengan nilai sedangkan terendah pada perlakuan D dosis probiotik 35 ml/kg pakan dengan nilai Hal ini disajikan pada gambar berikut. Gambar 3. Grafik kelangsungan hidup benih udang vaname Hasil perhitungan tingkat kelangsungan hidup benih udang vaname menunjukkan perlakuan yang tanpa pemberian probiotik kontrol lebih tinggi persentasenya dari perlakuan lainnya. Persentase tingkat kelangsungan hidup benih udang vaname menunjukkan semakin tinggi dosis probiotik yang diberikan semakin rendah tingkat kelangsungan hidup yang diperoleh dari pemeliharaan benih udang yang dicobakan, hal ini berbanding terbalik dengan data hasil pertumbuhan benih yang diperoleh. Kelangsungan hidup yang diperoleh masih dalam kategori normal untuk udang karena memperoleh nilai SR diatas 50%, menurut Arsad et al. 2017 kategori baik nilai kelangsungan hidup >70% SR, kategori sedang 50-60% dan kategori rendah <50%. Tingkat kelangsungan hidup benih udang vaname pada perlakuan pemberian probiotik dalam pakan menunjukkan jumlah dosis probiotik yang diberikan menyebabkan nilai persentase benih udang menurun dimana semakin tinggi dosis probiotik maka semakin menurun nilai kelangsungan hidup benih udang. Hal ini diduga karena konsentrasi bakteri yang diperlukan benih udang jumlahnya tidak sesuai, sehingga tidak terjadi keseimbangan antara bakteri yang ada dalam pencernaan dengan bakteri yang masuk dari pemberian probiotik pada pakan. Berdasarkan pernyataan Atlas dan Richard 1993 dalam Putri et al. 2012 persaingan dalam pengambilan substrat atau yang disebut nutrisi terjadi karena adanya kepadatan bakteri yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan aktivitas bakteri terhambat. Bakteri dapat mengalami sporulasi ketika jumlah bakteri terlalu banyak dan dapat menghambat aktivitas serta fungsi bakteri lactobacillus sp menjadi tidak optimal. Aktifitas molting benih udang juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup karena sifat kanibalisme udang. Benih udang yang sedang JVST 21, 13 - 20 Tuiyo R, Lamadi A, Pakaya D doi p-issn/e-issn 2808-5531/2809-6223 PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH UDANG VANAME Litopenaeus vannamei 18 molting akan mudah dimangsa oleh udang lain yang sedang tidak molting, karena udang yang sedang molting memiliki kondisi lemah. Berdasarkan hasil pengamatan beberapa kali dijumpai bahwa benih udang yang sedang molting sering dikejar-kejar dan jadi rebutan dan ditemukan mati dimakan oleh temannya yang tidak molting. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anggoro 1991 dalam Anita et al. 2017 proses molting antara udang satu dengan udang lainnya yang tidak bersamaan, akan mengakibatkan sifat kanibalisme terhadap udang yang dalam kondisi lemah saat molting setelah itu dapat menyebabkan kematian. Selain itu, tingkat kelangsungan hidup benih dipengaruhi oleh kurangnya ruang gerak benih, serta kualitas maupun kuantitas pakan yang telah diberikan. Hasil perhitungan analisis ragam kelangsungan hidup benih udang vaname pada tabel dibawah. Tabel 5. Hasil analisis ragam kelangsungan hidup benih udang Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan hasil berbeda tidak nyata terhadap kelangsungan hidup benih udang karena nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel taraf uji 5%. Hasil perhitungan analisis sidik ragam yang diperoleh bukan menjadi faktor penentu bagus tidaknya suatu perlakuan yang diuji cobakan untuk kelangsungan hidup benih udang akan tetapi hanya saja hasil yang diperoleh menunjukkan tidak signifikan selain itu nilai kelangsungan hidup yang diperoleh berada pada kisaran normal nilai kelangsungan hidup untuk benih udang vaname yaitu lebih dari 50% Kualitas Air Kualitas air yang diperoleh selama penelitian pemeliharaan benih udang dengan pemberian probiotik pada pakan disajikan pada tabel berikut. Tabel 6. Pengukuran kualitas air Kualitas air pemeliharaan benih udang menunjukkan masih dalam kisaran yang mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih udang vaname, ditambah dengan penggunaan probiotik pada pakan udang. Berdasarkan referensi terdahulu aplikasi probiotik dapat mempertahankan kualitas air dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen. Suhu merupakan parameter fisika air yang mempengaruhi kehidupan organisme perairan. Suhu air selalu naik dan turun sepanjang hari mengikuti kondisi udara dan terik matahari. Perbedaan suhu air lebih dari 2°C kurang baik untuk kehidupan udang. Suhu yang diperoleh selama penelitian memiliki kisaran suhu pagi 26°C - 27°C dan sore 28°C - berdasarkan pernyataan Haliman dan Adijaya 2005 kisaran suhu yang optimal untuk mendukung pertumbuhan udang vaname antara 26°C - 32°C. Menurut Santosa dan Dhimas 2013 menyatakan Suhu air yang cocok untuk pertumbuhan udang 25°C - 32°C dengan rentang perbedaan siang dan malam kurang lebih 5°C. Suhu dibawah 25°C akan menyebabkan pertumbuhan menurun, karena suhu berpengaruh dalam peningkatan aktivitas makan udang. Suhu yang rendah dan terlalu tinggi dapat menyebabkan kematian pada udang. Dengan demikian suhu air pemeliharaan selama penelitian mendukung pertumbuhan benih udang yang dipelihara, juga terhadap laju metabolisme udang. DO Deman Oxygen oksigen terlarut sangat berhubungan dengan suhu air, semakin tinggi suhu perairan maka semakin rendah oksigen terlarut begitu sebaliknya. Ketersediaan oksigen terlarut menentukkan aktivitas organisme yang dipelihara. Apabila oksigen terlarut tidak memenuhi kebutuhan maka akan menghambat semua aktivitas organisme. Menurut Zonneveld et al. 1991 dalam Rakhfid et al. 2018 ketersediaan oksigen dalam budidaya udang mempunyai kepentingan dalam 2 aspek kebutuhan yaitu kebutuhan lingkungan pada spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang berpengaruh terhadap metabolisme udang. Oksigen terlarut yang diperoleh selama pemeliharaan menunjukkan kisaran toleransi dalam pemeliharaan benih udang untuk pertumbuhan, sama halnya dikemukakan oleh Fegan 2003 konsentrasi oksigen terlarut untuk pemeliharaan udang vaname berkisar 3 - 8 mg/l. baik buruknya perairan dapat diketahuidari derajat keasaman pH. Berdasarkan hasil pengukuran nilai pH yang diperoleh selama pemeliharaan benih udang adalah 6 - yang menunjukkan masih pada kisaran yang baik untuk benih udang, menurut Ariadi et al. 2020 derajat keasaman pH yang baik untuk kelangsungan hidup udang berkisar pada pH 6 - 9. Salinitas air pemeliharaan benih udang berkisar 26 - 34 ppt, dengan salinitas awal tebar 30 ppt dan semakin naik seiring dengan dengan bertambah hari sampai akhir penelitian. Kisaran salinitas ini masuk dalam kategori tidak baik untuk pertumbuhan udang vaname sesuai dengan pernyataan Herdianti et al. 2015 kualitas air yang optimum 10-25 ppt. Haliman dan Adijaya 2005 menambahkan bahwa salinitas yang terlalu tinggi bisa menyebabkan udang kesulitan berganti kulit karena kulit udang cenderung keras dan kebutuhan energi meningkat untuk proses adaptasi. JVST 21, 13 - 20 Tuiyo R, Lamadi A, Pakaya D doi p-issn/e-issn 2808-5531/2809-6223 PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH UDANG VANAME Litopenaeus vannamei 19 Namun pernyataan Saoud et al. 2003 udang vaname bisa hidup pada perairan yang memilki salinitas berkisar - ppt. selain itu berdasarkan pernyataan Xincai dan Yongquan 2001 dalam Rakhfid et al. 2018 bahwa salinitas yang optimal untuk udang vaname dengan kisaran antara 5 - 35 ppt. Dengan demikian salinitas yang diperoleh dari penelitian berada pada kondisi layak untuk kehidupan benih udang vaname. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian probiotik pada pakan menunjukkan berbeda tidak nyata pada pertumbuhan berat benih udang vaname tetapi berbeda nyata terhadap pertumbuhan panjang benih udang vaname, serta pemberian dosis terbaik penggunaan probiotik adalah 30 ml/kg pakan menunjukkan pertumbuhan tertinggi benih udang vaname. Saran Dari penelitian ini maka perlu adanya penelitian lanjutan tentang penggunaan probiotik lactobacillus yang diaplikasikan pada air pemeliharaan dan pada salinitas 15-25 ppt. DAFTAR PUSTAKA Anita, A. W., Muhamad, A., dan Tri, Y. M. 2017. Pengaruh Perbedaan Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Larva Udang Vannamei. PENA Akuatika Volume 16 No. 1 , 12-18. Anwar, Syaiful., Muhammad, Arief., dan Agustono. 2016. Pengaruh Pemberian Probiotik Komersial Pada Pakan Terhadap Laju Pertumbuhan Dan Efisiensi Pakan Udang Vaname Litopenaeus vannamei. Journal of Aquaculture and Fish Healt Vol. 5, No. 2, 1-6. Ariadi, H., Abdul, W., & Supriatna. 2020. Hubungan Kualitas Air Dengan Nilai FCR Pada Budidaya Intensif Udang Vaname Litopenaeus vannamei. Jurnal Ilmu Perikanan, ISSN 2086-3861, Volume 11, Nomor 1, 44-50. Basir, B. 2013. Kinerja Probiotik Lactococcus lactis Dalam Saluran Pencernaan Udang Vanamei Litopenaeus vannamei Dengan Pemberian Pakan Yang Disuplemen Prebiotik Kacang Hijau. Tesis Program Pasca Sarjana, 57 hal. Fernando, E. 2016. Pengaruh Variasi Dosis dan Frekuensi Pemberian Probiotik Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Serta Mortalitas Udang Vaname Litopenaeus vannamei. Skripsi. Universitas Airlangga, 68 halm. Haliman, R. W., dan Adijaya, S. D. 2005. Udang vaname Litopenaeus vannamei. Jakarta Penebar Swadaya. Herdianti, L., K. Soewardi., S. Hariyadi. 2015. Efektivitas Penggunaan Bakteri untuk Perbaikan Kualitas Air Media Budidaya Udang Vaname Litopenaeus vannamei Super Intensif. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 20 3 265-271. Megawati. 2017. Identifikasi Jamur Pada Udang Vaname Litopenaeus vannamei Yang Dibudidaya Secara Semi Intensif dan Intensif . Skripsi. Universitas Hasanuddin, 33 halm. Okfrianti, Y., Darwis, & Pravita, A. 2018. Bakteri Asam Laktat Lactobacillus plantarum C410LI dan Lactobacillus rossie LS6 yang Diisolasi Dari Lemea Rejang Terhadap Suhu, pH dan Garam Empedu Berpotensi Sebagai Prebiotik. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 6, 49-58. Prastito, Pinandoyo, Ristiwan, A. N., dan Vivi, E. H. 2018. The Effect Of Addition Curcuma’s Curcuma Xanthorrhiza Roxb Extract To The Increase Of Feed Consumption, Efficiency And The Growth Of Catfish Pangasius. AQUASAINS Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan Vol 7 No. 1, 638-645. Pratama, A., Wardiyanto, dan Supono. 2017. Studi Performa Udang Vaname Litopenaeus vannamei Yang Dipelihara Dengan Sistem Semi Intensif Pada Kondisi Air Tambak Dengan Kelimpahan Plankton Yang Berbeda Pada Saat Penebaran. e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, Volume VI, Nomor 1, 643-652. Putri, F. S., Zahidah, H., dan Kiki, H. 2012. Pengaruh Pemberian Bakteri Probiotik Pada Pelet Yang Mengandung Kaliandra Calliandra calothyrsus Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Nila Oreochromis niloticus. Jurnal Perikanan dan kelautan, ISSN 2088-3137 Volume 3 Nomor 4, 283-291. Rakhfid, A., Wa ode, H., Rochmady, dan Fendi. 2018. Aplikasi Probiotik Untuk Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang Vaname Litopenaeu vannamei Pada Padat Tebar Berbeda. Akuatikisle, 41-48. Setiawati, J. E., Tarsim, Y. T. Adiputra dan S. Hudaidah. 2013. Pengaruh Penambahan Probiotik pada Pakan dengan Dosis Berbeda Terhadap Pertumbuhan, Kelulushidupan, Efisiensi Pakan dan Retensi Protein Ikan Patin Pangasius hypophthalmus. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan, Vol 12 151-162. JVST 21, 13 - 20 Tuiyo R, Lamadi A, Pakaya D doi p-issn/e-issn 2808-5531/2809-6223 PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH UDANG VANAME Litopenaeus vannamei 20 Supito. 2017. Petunjuk Teknis Budidaya Udang Vannamei Litopenaeus Vannamei. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau BBPBAP Jepara. ISBN 978-602-61170-3-8, pp 25. Syadillah, A., Siti, H., dan Muhammad, M. 2020. Pengaruh Penambahan Bakteri Lactobacillus Sp. Dengan Konsentrasi Berbeda Terhadap Pertumbuhan Udang Vannamei Litopenaeus vannamei. Jurnal Perikanan, Volume 10. No. 1, 8-12. Tahe, S., H. S. Suwoyo., dan M. Fahrur. 2015. Aplikasi Probiotik Rica Dan Komersial Pada Budidaya Udang Vaname Litopenaeus vannamei Pola Intensif. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Hlm 435-445. Usman, A., dan Rochmady. 2017. Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Pasca Larva Udang Windu Penaeus monodon Fabr. Melalui Pemberian Probiotik Dengan Dosis Berbeda. Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil, EISSN 2598-8298 Vol. 1 No. 1, 19-26 Widanarni, Jeanni, I. N., dan Sukenda. 2014. Prebiotik, Probiotik dan Sinbiotik untuk Mengendalikan Koinfeksi Vibrio harveyi dan IMNV pada udang vaname. Jurnal Akuakultur Indonesia, 13 1, 11-20. Williams NT. 2010. Probiotics. American Journal Of Health-System Pharmacy AJHP Official Journal Of The American Society Of Health-System Pharmacists 67 449–458. DOI ... Pertumbuhan udang vaname yang dibudidaya pada lokasi pengabdian masyarakat termasuk cepat karena pada usia 8 minggu sudah berukuran panjang rata-rata 7 cm. Hasil penelitianTuiyo et al., 2001 terhadap pertumbuhan panjang benih udang vaname diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan yang menggunakan probiotik dan terendah pada perlakuan kontrol tanpa pemberian probiotik.Sama halnya dengan hasil pertumbuhan berat mutlak benih udang, bahwa penggunaan probiotik memberikan pertumbuhan tertinggi. Probiotik membantu dalam penyerapan nutrisi pakan ke dalam tubuh dan mampu meningkatkan imunitas tubuh udang sehingga memacu pertumbuhan udang yang dipelihara menggunakan probiotikBuana Basir, 2013.Tahe et al., 2015 menambahkan bahwa pemberian probiotik dalam pakan dapat meningkatkan pertumbuhan ikan karena mikroorganisme yang terdapat dalam probiotik mampu menghasilkan enzim yang membantu mengurai makanan didalam tubuh 6. Anco tempat memberi makan dan wadah sampling udang vaname Gambar 7. Pakan pellet dan probiotik yang digunakan Probiotik EM4 mengandung berbagai macam mikroorganisme diantaranya Lactobacillus. ...Aminin AmininUmmul FirmaniMuhammad SyaifullahDemplot pendederan udang vaname Litopenaeus vannamei pada Kegiatan pengabdian masyarakat program studi budidaya perikanan bertujuan untuk deseminasi teknologi. Melalui program tersebut diharapkan mampu meningkatkan angka kehidupan udang vaname SR yang dipelihara pada tambak tradisional. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Wadak Kecamatan Duduk Kabupaten Gresik. Menurunnnya daya dukung lahan serta keseimbangan linkungan, mengakibatkan nilai angka kehidupan benih udang yang ditebar nilainya sangat rendah. Beberapa upaya telah dilakukan seperti penambahan input benih yang lebih banyak dari biasanya, akan tetapi hasil hasil panen udang tidak mengalami peningkatan, justru sebaliknya semakin meningkatkan biaya operasional produksi, akibatnya keuntungan yang didapatkan semakin sedikit. Teknologi bioflok merupakan teknologi yang dikembangkan dengan memadukan penanganan buangan limbah hasil budidaya dan mereduksi jumlah penggunaan air. Secara umum teknik ini memiliki kelebihan seperti biaya operasional yang lebih kecil dan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi. Berdasarkan hasil demplot yang dilaksankan selama 4 minggu pada mitra bintang muda didapatkan bahwa benih udang vaname tingkat Survival rate SR sebesar 70 %. Tingginya nilai tersebut diduga karena kesiapan pakan alami yang tersedia secara optimal. Diperkirakan panen udang lebih cepat dari biasanya. Biasanya udang vaname dapat panen pada umur 3- 4 bulan, namun dengan menggunakan teknik bioflok pada kolam terpal yang pada proses penggelondongan dilakukan selama 1 bulan, udang vaname dapat dipanen Pada umur – AnwarMuhammad AriefAgustono AgustonoUdang vaname Litopenaeus vannamei merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis penting di Indonesia. Dari tahun ke tahun permintaan udang vaname akan terus meningkat. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan permintaan udang vaname adalah peningkatan produksi dengan mempercepat pertumbuhan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik komersial pada pakan terhadap pertumbuhan dan efisiensi pakan udang vaname. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, yakni dengan Rancangan Acak Lengkap RAL. Udang vaname dipelihara selama 35 hari dengan sepuluh perlakuan dan tiga ulangan. Data yang diperoleh diolah menggunakan Analysis of Variance ANOVA dan dilanjutkan Uji Berjarak Duncan bila didapatkan hasil yang berbeda nyata. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik pada pakan menghasilkan laju pertumbuhan dan efisiensi pakan yang berbeda nyata p<0,05. Pertumbuhan udang vaname Litopenaeus Vannamei yang terbaik terdapat pada perlakuan P9 sebesar 1,41 ± 0,08. Efisiensi pakan tertinggi terdapat pada perlakuan P9 sebesar 48,80 ± 1, dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan Lactobacillus sp., terhadap pertumbuhan berat, panjang, SR Survival Rate dan FCR Feed Convertion Ratio udang vaname Litopenaeus vanamei. Penelitian ini dilakukan menggunakan 4 empat perlakuan dan 3 tiga ulangan dengan perlakuan P1 = 7%, P2 = 9%, P3 = 11% dan P4 = 13%. Lokasi penelitian di Desa Kidang dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian, pada tanggal 30 April-13 Mei tahun 2019. Pemeliharaan udang selama 45 hari kemudian diukur parameter atau pengaruh perlakuan hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bacteri Lactobacillus sp. sebagai berikut pertumbuhan berat terendah yaitu pada P1 = 6,3667±0,17g/ekor sedangkan tertinggi pada P4 = 7,6±0,23g/ekor, pertumbuhan panjang terendah yaitu pada P1 = 4,4067±0,41cm/ekor sedangkan P4 = 5,4067±0,12cm/ekor, SR SurvivalRate terendah terdapat pada P1 = 76,6% sedangkan tertinggi pada P3 = 83,0% dan FCR Feed Comvertion Rate terendah terdapat pada P3 = 2,6067±0,15 sedangkan tertinggi terdapat pada P1 = 2,6067±0, Toedter WilliamsThe pharmacology, uses, dosages, safety, drug interactions, and contraindications of probiotics are reviewed. Probiotics are live nonpathogenic microorganisms administered to improve microbial balance, particularly in the gastrointestinal tract. They consist of Saccharomyces boulardii yeast or lactic acid bacteria, such as Lactobacillus and Bifidobacterium species, and are regulated as dietary supplements and foods. Probiotics exert their beneficial effects through various mechanisms, including lowering intestinal pH, decreasing colonization and invasion by pathogenic organisms, and modifying the host immune response. Probiotic benefits associated with one species or strain do not necessarily hold true for others. The strongest evidence for the clinical effectiveness of probiotics has been in the treatment of acute diarrhea, most commonly due to rotavirus, and pouchitis. More research is needed to clarify the role of probiotics for preventing antibiotic-associated diarrhea, Clostridium difficile infection, travelers' diarrhea, irritable bowel syndrome, ulcerative colitis, Crohn's disease, and vulvovaginal candidiasis. There is no consensus about the minimum number of microorganisms that must be ingested to obtain a beneficial effect; however, a probiotic should typically contain several billion microorganisms to increase the chance that adequate gut colonization will occur. Probiotics are generally considered safe and well tolerated, with bloating and flatulence occurring most frequently. They should be used cautiously in patients who are critically ill or severely immunocompromised or those with central venous catheters since systemic infections may rarely occur. Bacteria-derived probiotics should be separated from antibiotics by at least two hours. Probiotics have demonstrated efficacy in preventing and treating various medical conditions, particularly those involving the gastrointestinal tract. Data supporting their role in other conditions are often Perbedaan Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Larva Udang VannameiA W AnitaA MuhamadY M Dan TriAnita, A. W., Muhamad, A., dan Tri, Y. M. 2017. Pengaruh Perbedaan Salinitas Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Larva Udang Vannamei. PENA Akuatika Volume 16 No. 1, Probiotik Lactococcus lactis Dalam Saluran Pencernaan Udang Vanamei Litopenaeus vannamei Dengan Pemberian Pakan Yang Disuplemen Prebiotik Kacang Hijau. Tesis Program Pasca SarjanaB BasirBasir, B. 2013. Kinerja Probiotik Lactococcus lactis Dalam Saluran Pencernaan Udang Vanamei Litopenaeus vannamei Dengan Pemberian Pakan Yang Disuplemen Prebiotik Kacang Hijau. Tesis Program Pasca Sarjana, 57 Variasi Dosis dan Frekuensi Pemberian Probiotik Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Serta Mortalitas Udang VanameE FernandoFernando, E. 2016. Pengaruh Variasi Dosis dan Frekuensi Pemberian Probiotik Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan Serta Mortalitas Udang Vaname Litopenaeus vannamei.SkripsiSkripsi. Universitas Airlangga, 68 vaname Litopenaeus vannameiR W HalimanS D Dan AdijayaHaliman, R. W., dan Adijaya, S. D. 2005. Udang vaname Litopenaeus vannamei. Jakarta Penebar Penggunaan Bakteri untuk Perbaikan Kualitas Air Media Budidaya Udang Vaname Litopenaeus vannamei Super IntensifL HerdiantiK SoewardiS HariyadiHerdianti, L., K. Soewardi., S. Hariyadi. 2015. Efektivitas Penggunaan Bakteri untuk Perbaikan Kualitas Air Media Budidaya Udang Vaname Litopenaeus vannamei Super Intensif. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 20 3 OkfriantiDarwisA PravitaOkfrianti, Y., Darwis, & Pravita, A. 2018. Bakteri Asam Laktat Lactobacillus plantarum C410LI dan Lactobacillus rossie LS6 yang Diisolasi Dari Lemea Rejang Terhadap Suhu, pH dan Garam Empedu Berpotensi Sebagai Prebiotik. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 6, 49-58.
Konsekuensidari ketidaktepatan pemberian pakan yang diikuti penurunan kualitas air adalah sintasan tidak sesuai harapan yang berlanjut pada penurunan pertumbuhan biomassa udang. Oleh karena sistem budidaya udang vaname intensif menggunakan padat tebar tinggi, maka penyakit. (FAO, 2003).
ArticlePDF AvailableAbstractUdang vaname merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Produktivitas dari komoditas ini dapat mencapai lebih dari kg/ha dengan permintaan yang selalu meningkat di kalangan masyarakat. Praktek Kerja Lapang PKL ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai teknik pembesaran udang vaname. Praktek Kerja Lapang dilaksanakan di tambak pendampingan PT Central Proteina Prima Tbk pada tanggal 20 Januari sampai 21 Februari 2017. Lokasi tambak tersebut yaitu di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Metode kerja yang digunakan yaitu metode deskriptif. Metode tersebut meliputi wawancara, pengamatan, dan partisipasi aktif selama proses kegiatan pembesaran udang vaname. Data yang terkumpul terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer berupa pertumbuhan udang vaname, kualitas air, serta pemberian pakan selama proses budidaya. Sedangkan data sekunder berupa hasil studi data literatur mengenai teknis pembesaran udang vaname. Selain itu, data sekunder juga bisa diambil berdasarkan dokumen pendukung mengenai sejarah berdirinya, struktur organisasi, sarana dan prasarana budidaya. Kegiatan pembesaran udang vaname Litopenaeus vannamei selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang meliputi persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan dan kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan, dan pemasaran. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 70 Diterima/submitted4 November 2017 Disetujui/accepted3 Juli 2017 TEKNIK PEMBESARAN UDANG VANAME Litopenaeus vannamei PADA TAMBAK PENDAMPINGAN PT CENTRAL PROTEINA PRIMA Tbk DI DESA RANDUTATAH, KECAMATAN PAITON, PROBOLINGGO, JAWA TIMUR Enlargement Technique of Vannamei Shrimp Litopenaeus vannamei on Mentoring Pond of PT Central Proteina Prima Tbk in Randutatah Village, Paiton, Probolinggo, East Java Muhammad Ghufron1*, Mirni Lamid2, Putri Desi Wulan Sari2 dan Hari Suprapto2. 1Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya 2Departemen Manajemen Kesehatan Ikan dan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya * Abstrak Udang vaname merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Produktivitas dari komoditas ini dapat mencapai lebih dari kg/ha dengan permintaan yang selalu meningkat di kalangan masyarakat. Praktek Kerja Lapang PKL ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman mengenai teknik pembesaran udang vaname. Praktek Kerja Lapang dilaksanakan di tambak pendampingan PT Central Proteina Prima Tbk pada tanggal 20 Januari sampai 21 Februari 2017. Lokasi tambak tersebut yaitu di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Metode kerja yang digunakan yaitu metode deskriptif. Metode tersebut meliputi wawancara, pengamatan, dan partisipasi aktif selama proses kegiatan pembesaran udang vaname. Data yang terkumpul terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer berupa pertumbuhan udang vaname, kualitas air, serta pemberian pakan selama proses budidaya. Sedangkan data sekunder berupa hasil studi data literatur mengenai teknis pembesaran udang vaname. Selain itu, data sekunder juga bisa diambil berdasarkan dokumen pendukung mengenai sejarah berdirinya, struktur organisasi, sarana dan prasarana budidaya. Kegiatan pembesaran udang vaname Litopenaeus vannamei selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang meliputi persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan dan kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan, dan pemasaran. Kata kunci Udang Vaname, Tambak, Pakan, Kualitas Air, Hama dan Penyakit Abstract Vannamei Shrimp Litopenaeus vannamei is one of the fisheries commodities which have a high economic value. Productivity of this commodity can reach over kg/ha. The objective of this internship is to acquire knowledge and experience about enlargement technique of vannamei shrimp. The intersnship was held in mentoring pond of PT Central Proteina Prima Tbk on January 20 until February 21, 2017. The location of that pond was in Randutatah Village, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. The method used during the internship was the descriptive method. The descriptive method included an interview, an observation, and an active participation during the enlargement process of vannamei shrimp. The collected data from that method were the primary data and the secondary data. The primary data involved the shrimp growth, water quality, and feeding management during the aquaculture process. The secondary data involved the result of some literature studies about the technique of shrimp enlargement. The secondary data were also collected from the support document about the company history, organization structure, and facilities in shrimp aquaculture. The activity of vannamei shrimp rearing culture during the internship included covering pond preparation, shrimp stocking, feed and water quality management, pest and disease control, harvesting, and marketing aspect. Keywords Vannamei Shrimp, Pond, Feed, Water Quality, Pest and Disease PENDAHULUAN Udang merupakan salah satu komoditas ekspor dari sub sektor perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satu jenis udang yang permintaannya cukup tinggi baik di dalam Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 71 Diterima/submitted4 November 2017 Disetujui/accepted3 Juli 2017 maupun luar negeri yaitu udang vaname Litopenaeus vannamei. Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan perki-raan kebutuhan udang vaname di Jepang ton/tahun, Amerika Serikat sebesar ton/tahun dan Uni Eropa ton/tahun. Dijelaskan oleh Direktorat Jendral Perika-nan Budidaya pada tahun 2013, Indonesia baru memproduksi udang vaname sebesar ton/tahun. Hasil tersebut belum mencukupi semua kebutuhan pasar dunia, maka pada tahun 2014 target produksi udang vaname ditingkatkan menjadi ton/tahun agar dapat memenuhi kebutuhan pasar tersebut Erlando et al., 2015. Di Indonesia, keberadaan udang vaname sudah bukan hal yang asing lagi karena keunggulan-keunggulan yang dimi-liki oleh udang introduksi tersebut telah berhasil merebut simpati para pembu-didaya, sehingga sejauh ini keberadaannya dinilai dapat menggantikan spesies udang windu Penaeus monodon sebagai alter-natif kegiatan diversifikasi usaha yang positif. Udang vaname secara resmi diper-kenalkan pada masyarakat pembudidaya pada tahun 2001 setelah menurunnya produksi udang windu karena berbagai masalah yang dihadapi dalam proses pro-duksi, baik masalah teknis maupun non teknis Subyakto et al., 2008. Berdasarkan penelitian Boyd dan Jason 2002, produktivitas udang vaname dapat mencapai lebih dari kg/ha. Komoditas ini mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan spesies udang lainnya, antara lain lebih mampu beradaptasi terhadap kepadatan tinggi, tahan terhadap serangan penyakit, dapat hidup pada kisaran salinitas 5 hingga 30 ppt, serta mempunyai tingkat survival rate SR atau kelulushidupan dan konversi pakan yang tinggi. Dalam proses budidaya udang vaname, dibagi menjadi 3 sektor kegiatan, yakni pembenihan, pendederan, dan pem-besaran. Kegiatan pembesaran udang vaname sendiri meliputi persiapan tambak, pemilihan dan penebaran benur, pemeli-haraan kualitas air, pengelolaan pakan dan pengendalian penyakit, hingga panen. Oleh sebab itu, agar dapat lebih memahami serangkaian kegiatan dari salah satu sektor tersebut, diperlukan pelaksanaan praktek kerja lapang mengenai teknik pembesaran udang vaname di tambak pendampingan PT Central Proteina Prima Tbk. METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di tambak pendampingan PT Central Proteina Prima Tbk yang terletak di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 20 Januari-21 Februari 2017. Metode Penelitian Metode kerja yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah metode deskriptif. Sedangkan pengambilan data dilakukan dengan proses observasi atau pengamatan langsung. Disamping itu, dapat dilakukan juga melalui wawancara dengan pihak terkait dan partisipasi aktif selama proses pelak-sanaan budidaya. Data yang terkumpul meliputi persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan dan kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, pema-nenan, dan pemasaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Tambak Sebelum dilakukan penebaran, tambak beton yang merupakan wadah pembesaran udang vaname dicuci dengan menggunakan air tawar. Pencucian terse-but dimaksudkan untuk membersihkan kotoran yang menempel pada dasar dan dinding tambak yang berpotensi membawa hama dan penyakit selama proses budi-daya. Tambak yang sudah bersih tersebut kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari dengan tujuan untuk membunuh sisa-sisa organisme dan menguapkan bahan organik beracun yang ada di dasar Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 72 Diterima/submitted4 November 2017 Disetujui/accepted3 Juli 2017 tambak. Selama proses pengeringan, pemasangan CPD Crab Protecting Device dapat dilakukan untuk mencegah masuknya hewan-hewan yang merupakan hama dan agen pembawa penyakit, terutama kepiting. Setelah itu, tambak diisi dengan air yang berasal dari sumur bor air asin sampai ketinggian 120 cm. Sebelum pengisian air, pengaturan lokasi kincir dapat dilakukan. Upaya yang dilakukan untuk membasmi crustacea yang terdapat dalam air yaitu dengan penggunaan krustasida yang mengandung dichlorvos. Erdogan et al. 2007 menyatakan bahwa dichlorvos 2,2-dichlorovinyl dimethyl phosphate; DDVP dapat membunuh crustacea dengan cara menghambat akti-vitas enzim asetilkolinesterase AChE. Krustasida ini diaplikasikan dengan cara langsung ditebar ke tambak pada pagi hari dengan konsentrasi 1 ppm. Kincir air dapat digunakan agar krustasida dapat tersebar secara merata. Pada hari berikutnya, cupri sulfat dapat diberikan sebagai algasida. Cupri sulfat dapat menekan pertumbuhan alga dengan cara menghambat proses fotosin-tesis dan fosforilasi oksidatif pada rantai transportasi elektron Pradeep et al., 2015. Kadar cupri sulfat tergantung pada nilai alkalinitas air tambak. Semakin tinggi alkalinitas, maka semakin tinggi pula dosis cupri sulfat yang diberikan. Setelah 24 jam, perlakuan selanjutnya yaitu pembe-rian kaporit dengan dosis 30 ppm. Tujuan dari pemberian kaporit adalah sebagai upaya sanitasi air yang dapat membunuh bakteri dan mikroorganisme lain yang merupakan bahan pencemar. Disamping itu, kaporit juga dapat mengoksidasi zat besi yang apabila konsentrasinya terlalu tinggi dapat membahayakan kelangsungan hidup udang vaname Azzahrah dan Andi, 2014. Selain proses sterilisasi, penum-buhan mikroorganisme dan plankton juga perlu dilakukan dalam kegiatan persiapan tambak sebelum dilakukan penebaran udang vaname. Kegiatan ini dapat dilaku-kan tiga hari setelah aplikasi pemberian kaporit. Bahan yang digunakan sebagai nutrisi mikroorganisme dalam perairan yaitu dedak sebanyak 3 ppm, fermipan mengandung Saccharomyces cerevisae dan antioksidan 15 gr/kg dedak, dan air. Perbandingan air dan dedak yang digunakan yaitu 11. Setelah dicampur hingga merata, ketiga bahan tersebut disimpan dalam ember tertutup selama 48 jam agar dapat terjadi proses fermentasi. Sebelum ditebar ke tambak, hasil fermentasi tersebut diperas agar diperoleh airnya saja, sedangkan substratnya dibuang. Penebaran hasil fermentasi terse-but dapat dilakukan pada pagi hari dan diikuti dengan pemberian probiotik pada satu jam selanjutnya. Probiotik tersebut merupakan starter dari beberapa species bakteri, seperti Bacillus sp., Pseudomonas sp., Nitrosomonas sp., Aerobacter sp., dan Nitrobacter sp. Penebaran Benur Ukuran udang vaname yang siap ditebar ke tambak yaitu PL10. Sebelum benur dipindahkan dari dalam kantong plastik ke tambak, benur perlu diaklima-tisasi terlebih dahulu. Andriyanto 2013 menyatakan bahwa aklimatisasi benur dimaksudkan untuk mencegah tingginya tingkat kematian mortalitas benur pada saat dan setelah penebaran. Aklimatisasi terhadap suhu dapat dilakukan dengan cara merendam kantong plastik yang telah berisi benur dalam keadaan tertutup hingga muncul adanya uap di dalam kantong plastik tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa suhu di dalam kantong plastik sudah sama dengan suhu air tambak. Setelah itu, aklimatisasi terhadap salinitas dapat dilakukan dengan cara memasukkan air tambak sedikit demi sedikit ke dalam kantong plastik yang telah berisi benur tersebut hingga penuh dan benur dapat keluar dengan sendirinya. Kegiatan penebaran benur dapat dilakukan pada pagi atau sore hari bersamaan dengan penebaran Artemia sebagai pakan alami benur tersebut. Lokasi penebaran benur Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 73 Diterima/submitted4 November 2017 Disetujui/accepted3 Juli 2017 berada di titik yang berarus lemah agar benur tidak stress, sedangkan lokasi penebaran Artemia berada di dekat kincir agar Artemia tersebut dapat tersebar secara merata. Manajemen Pakan Pakan yang diberikan selama pro-ses pembesaran udang vaname yaitu pakan berupa crumble/remahan. Hal ini disebabkan karena ukuran bukaan mulut udang vaname yang masih relatif kecil. Pada awal bulan pertama, pemberian pakan dilakukan dengan menggunakan metode blind feeding. Metode blind feeding merupakan metode menentukan dosis pakan udang dengan memperkirakan dosis yang diperlukan tanpa melakukan sampling berat udang. Jumlah pakan awal yang diberikan setiap ekor benur yaitu sebanyak tiga kilogram. Pada umur 1-10 hari, penambahan pakan perharinya sebanyak 200 gram, 11-20 hari sebanyak 400 gram, dan 21-30 hari sebanyak 600 gram. Setelah itu, pada bulan selanjutnya pemberian pakan disesuaikan dengan biomassa udang dan dikontrol dengan menggunakan indikator skor cek anco. Aplikasi pakan tambahan juga diterapkan pada pemeliharaan udang vaname. Pakan tambahan yang dimaksud, antara lain vitamin C, omega protein, dan probiotik. Sampling dilakukan satu minggu sekali untuk mengetahui berat rata-rata dan biomassa udang vaname sehingga jumlah pakan harian udang vaname dapat diten-tukan. Selain itu, hasil sampling juga dapat digunakan untuk memantau laju pertumbuhan berat dan menduga rasio konversi pakan FCR sementara udang vaname. Berikut rumus perhitungan laju pertumbuhan berat Jaya dkk., 2013 dan FCR Ridlo dan Subagiyo, 2013 pada pemeliharaan udang vaname. Manajemen Kualitas Air Kualitas air memegang peranan penting dalam kegiatan budidaya karena dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan kecepatan pertumbuhan udang vaname. Oleh sebab itu, kualitas air perlu diperhatikan secara intensif. Menurut periodenya, pemeriksaan kualitas air terbagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan setiap hari dan setiap minggu. Parameter kualitas air yang diukur setiap hari dianta-ranya suhu, kecerahan, salinitas, dan pH. Pengukuran parameter-parameter tersebut dilakukan pada pagi dan sore hari. Sedangkan parameter yang diukur setiap minggu yaitu kesadahan, alkalinitas, nitrit, TAN Total Ammonia Nitrogen, TOM Total Organic Matter, serta jumlah plankton dan bakteri. Suhu air yang didapat dari pengu-kuran di tambak pembesaran udang vaname adalah berkisar pada 28-31º C. Suhu air tersebut masih merupakan suhu yang optimal bagi kehidupan udang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kharisma dan Manan 2012 bahwa suhu optimal yang diperlukan oleh udang vaname yaitu berkisar antara 28-32 °C. Pada kisaran suhu tersebut proses metabolisme dapat berjalan dengan baik sehingga kelangsu-ngan hidup dan pertumbuhan udang diha-rapkan dapat optimal. Kecerahan pada tambak udang vaname berkisar antara 15-35 cm. Menurut Malik 2014, kecerahan optimal air tambak yaitu sekitar 20-40 cm. Oleh sebab itu, apabila kecerahan air tambak di bawah 20 cm, maka upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pengenceran terhadap air tambak hingga didapatkan kecerahan yang optimal untuk menunjang kehidupan udang budidaya. Rahmawati dkk., 2014 menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai kecerahan yaitu keadaan cuaca, padatan tersuspensi, waktu pengukuran, dan keteli-tian orang yang melakukan pengukuran. Nilai salinitas air tambak yang didapat selama kegiatan PKL yaitu 9-17 ppt. Salinitas air sangat erat hubungannya dengan proses osmoregulasi yang terdapat pada organisme perairan. Udang vaname termasuk organisme euryhaline yang mampu beradaptasi pada kisaran salinitas yang sangat luas, yakni 1-40 ppt. Namun, Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 74 Diterima/submitted4 November 2017 Disetujui/accepted3 Juli 2017 untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal, udang vaname membutuhkan salinitas 15-25 ppt Malik, 2014. Oleh sebab itu, salinitas air tambak perlu dinaikkan agar tidak berada di bawah kisaran optimal selama proses budidaya. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menambah air bersalinitas tertentu yang sudah disterilisasi. Kadar pH yang diukur selama kegiatan PKL berada pada kisaran pH yang optimal, yakni 7,7-8,4. Menurut Malik 2014, pH air tambak yang ideal untuk pembesaran udang vaname yaitu 7,5-8,5. Pada umumnya, pH air tambak pada sore hari lebih tinggi daripada pagi hari. Hal ini disebabkan pada sore hari telah terjadi penyerapan karbondioksida CO2 oleh fitoplankton melalui proses fotosintesis. Sedangkan pada pagi hari kadar CO2 hasil respirasi udang vaname dan organisme lain dalam perairan cukup tinggi. Alkalinitas merupakan gambaran dari kapasitas air yang dapat menetralkan asam atau kuantitas anion air untuk menetralkan kation hidrogen serta sebagai kapasitas penyangga terhadap perubahan pH perairan Djokosetiyanto dkk., 2005. Selama kegiatan PKL dilaksanakan, nilai alkalinitas air tambak yaitu berkisar 137,31-160 ppm. Menurut Kilawati dan Yunita 2014, nilai alkalinitas yang optimal untuk pemeliharaan udang vaname yaitu 100-150 ppm. Oleh sebab itu, pada tambak ini dilakukan pengenceran agar nilai alkalinitas tidak di atas 150 ppm. Pada kegiatan budidaya, semakin bertambahnya umur udang, maka jumlah pemberian pakan semakin meningkat pula. Peningkatan jumlah pakan ini dapat memicu peningkatan bahan organik dan senyawa toksik, seperti nitrit NO2 dan amonia NH3. Selain berasal dari sisa pakan yang tidak terkonsumsi, kedua senyawa tersebut juga dapat berasal dari feses hasil ekskresi udang Wulandari dkk., 2015. Menurut Kilawati dan Yunita 2014, kadar NO2 dan NH3 yang optimal untuk pertumbuhan udang vaname yaitu di bawah 0,01 ppm, sedangkan batas tole-ransi untuk NO2 berkisar antara 0,01-0,1 ppm dan NH3 sekitar 0,01-0,2 ppm. Kadar NO2 dan NH3 pada tambak budidaya berada di luar nilai optimal, yaitu berturut-turut dapat mencapai 0,968 ppm dan 0,37 ppm. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan aplikasi probiotik yang mengandung bakteri nitrifikasi. Bahan Organik Total TOM menggambarkan kandungan bahan organik total suatu perairan yang terdiri atas bahan organik terlarut, tersuspensi dan koloid. Bahan organik yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya perubahan kuali-tas air tambak dan mempengaruhi kehidu-pan biota tambak, terutama udang budi-daya. Kandungan bahan organik yang meningkat akan mengakibatkan mening-katnya unsur hara, menurunnya pH dan oksigen terlarut, serta peningkatan aktifi-tas biologi Suwoyo, 2011. Nilai TOM pada tambak berkisar antara 103,65-115,57. Kilawati dan Yunita 2014 menyatakan bahwa kamdungan TOM yang layak untuk kehidupan udang yaitu di bawah 55 ppm. oleh sebab itu, upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kandu-ngan TOM pada tambak yaitu dengan melakukan pergantian air dan penyiponan secara rutin. Keberadaan plankton di perairan dapat dijadikan sebagai indikator biologi untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan suatu perairan. Plankton terbagi menjadi dua golongan, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Plankton merupakan pakan alami bagi organisme perairan. Selain sebagai pakan alami, fitoplankton juga dapat menghasilkan oksigen terlarut melalui proses fotosintesis Makmur, 2011. Kepadatan bakteri Vibrio dan total bakteri secara umum berturut-turut yaitu 170-880 CFU/ml dan 7000-118000 CFU/ml. Angka tersebut masih dapat ditolerir dalam kegiatan budidaya udang vaname. Menurut Kharisma dan Manan 2012, ambang batas maksimal kebera- Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 75 Diterima/submitted4 November 2017 Disetujui/accepted3 Juli 2017 daan bakteri Vibrio sp. dalam air adalah 104 CFU/ml, sedangkan batas maksimal bakteri umum di perairan adalah 106 CFU/ml. Jika ambang batas ini dilampaui maka kematian massal udang budidaya dalam tambak dapat terjadi. Hama dan Penyakit Pencegahan masuknya hama dan penyakit udang dilakukan sejak tahap persiapan tambak. Salah satu langkah yang dilakukan yaitu dengan memasang CPD Crab Protecting Device di bagian tepi tambak. Hal ini dimaksudkan agar kepiting tidak dapat masuk ke perairan budidaya. Selain sebagai hama yang dapat menjadi kompetitor udang dalam hal pakan, oksigen terlarut dan ruang gerak, kepiting juga dapat sebagai agen pembawa suatu penyakit, misalnya WSSV. Selain itu, upaya yang dilakukan untuk mencegah adanya hama dan penyakit yaitu dengan pemberian krustasida, cupri sulfat, kaporit dan probiotik yang telah dijelaskan pada subbab persiapan tambak. Panen Udang dapat dipanen setelah memasuki ukuran pasar 100-30 individu/ kg. Untuk mendapatkan kualitas udang yang baik, sebelum panen dapat dilakukan penambahan dolomit untuk mengeraskan kulit udang dengan dosis 6-7 ppm. Selain dolomit juga dapat menggunakan kapur CaOH2 dengan dosis 5–20 ppm sehari sebelum panen untuk menaikkan pH air hingga 9 agar udang tidak molting Malik, 2014. Pemasaran Para petambak biasanya sudah ber-komunikasi dengan calon pembeli sebelum dilakukan kegiatan pemanenan. Setelah mencapai kesepakatan harga, para pembeli akan berdatangan ke lokasi ketika proses pemanenan dilakukan dengan membawa styrofoam/cool box sendiri. Para pembeli udang vaname tersebut biasanya berasal dari Surabaya, Sidoarjo, dan Banyuwangi. Hambatan dan Kemungkinan Pengem-bangan Usaha Salah satu hambatan yang terdapat pada kegiatan pembesaran udang vaname di tambak pendampingan CP Prima ini yaitu salinitas air dari sumur bor tidak konstan, sehingga pada waktu pengisian air perlu dilakukan pengukuran terlebih dahulu agar kebutuhan air asin dan air tawar dapat diperhitungkan. Selain itu, hujan yang terlalu deras dapat menye-babkan salinitas air menurun drastis, sehingga petambak harus mempunyai persediaan air asin yang siap untuk dimasukkan ke petak-petak yang ada. Di sisi lain, pada daerah sekitar lokasi tambak ini memiliki peluang pengembangan usaha yang sangat luas. Hal ini didukung oleh masih banyaknya lahan kosong yang tidak terpakai dan dapat dimanfaatkan sebagai lahan budidaya udang vaname. Saat ini pemilik tambak sudah membeli beberapa lahan-lahan di sekitar lokasi untuk memperluas area usaha yang ada. Tujuan dari pengembangan usaha yang dilakukan yaitu untuk memper-banyak pemasukan dan mengoptimalkan fungsi lahan-lahan di sekitar lokasi budidaya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang PKL tentang Teknik Pembesaran Udang Vaname Litopenaeus vannamei pada Tambak Pendampingan PT Central Proteinaprima Tbk di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Probolinggo, Jawa Timur dapat ditarik kesimpulan bahwa pada pembesaran udang vaname meliputi kegiatan persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan dan kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, pemane-nan, dan pemasaran. Hambatan yang terdapat pada kegiatan ini yaitu salinitas air sumber yang tidak konstan dan hujan yang terlalu deras. Sedangkan peluang pengem-bangan usaha di area lokasi budidaya sangat luas karena masih banyak lahan yang potensial untuk dijadikan tambak. Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 76 Diterima/submitted4 November 2017 Disetujui/accepted3 Juli 2017 Saran Berdasarkan beberapa hambatan yang ditemui selama Praktek Kerja Lapang, sebaiknya pada kolam busmetik diterapkan biosecurity agar hama tidak mudah masuk dan pensterilan alat pengu-kuran kualitas air agar tidak terjadi kontaminasi silang penyakit antara satu kolam dengan kolam yang lain. DAFTAR PUSTAKA Andriyanto, F., A. Efani dan H. Riniwati. 2013. Analisis Faktor-Faktor Pro-duksi Usaha Pembesaran Udang Vanname Litopenaeus vannamei di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur ; Pendeka-tan Fungsi Cobb-Douglass. Jurnal ECSOFiM, 1 1 82-96. Azzahrah, F. dan A. Susilawaty. 2014. Efektivitas Pembubuhan Kaporit dalam Menurunkan Kadar Zat Besi Fe pada Air Sumur Gali Tahun 2013. Jurnal Kesehatan, 7 1 322-331. Boyd, and Jason C. 2002. Evaluation of Belize Aquaculture, Ltd A Superintensive Shrimp Aquaculture System”. Report prepared under the World Bank, NACA, WWF and FAO Consortium Program on Shrimp Farming and the Environ-ment. Work in Progress for Public Discussion. Published by the Consortium. 17 hal. Djokosetiyanto, D., R. K. Dongoran dan E. Supriyono. 2005. Pengaruh Alkali-nitas Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Larva Ikan Patin Siam Pangasius sp.. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 2 53-56. Erdogan, O., M. Atamanalp, T. Sisman, E. Aksakal and G. Alak. 2007. Effects of 2,2-Dichlorovinyl Dimethyl Phosphate DDVP on Hsp70 Gene Expression in Rainbow Trout. The Israeli Journal of Aquaculture, 59 4 230-234. Erlando, G., Rusliadi dan Mulyadi. 2015. Increasing Calcium Oxide CaO to Accelerate Moulting and Survival Rate Vannamei Shrimp Lito-penaeus vannamei. Aquaculture Technology Laboratory. Faculty of Fisheries and Marine Sciences. University of Riau. 7 hal. Jaya, B., F. Agustriani, dan Isnaini. 2013. Laju Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Kakap Putih Lates calcarifer, Bloch dengan Pemberian Pakan yang Berbeda. Maspari Journal, 5 1 56-63. Kharisma, A. dan A. Manan. 2012. Kelimpahan Bakteri Vibrio sp. pada Air Pembesaran Udang Vannamei Litopenaeus vannamei Sebagai Deteksi Dini Serangan Penyakit Vibriosis. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 4 2 129-134. Kilawati, Y. dan Y. Maimunah. 2014. Kualitas Lingkungan Tambak Intensif Litopenaeus vannamei dalam Kaitannya dengan Prevalensi Penyakit White Spot Syndrome Virus. Research Journal of Life Science, 2 1 50-59. Makmur, R. dan M. Fahrur. 2011. Hubungan Antara Kualitas Air dan Plankton di Tambak Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Halaman 961-968. Malik, I. 2014. Budidaya Udang Vannamei Tambak Semi Intensif dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL. WWF-Indonesia. Jakarta. Halaman 3-30. Nuhman. 2008. Pengaruh Prosentase Pemberian Pakan Terhadap Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Udang Vannamei Litopenaeus vannamei. Berkala Ilmiah Perikanan, 3 1 35-39. Pradeep, V., Ginkel, S. Park, T. Igou, C. Yi, H. Fu, R. Johnston, T. Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 7 77 Diterima/submitted4 November 2017 Disetujui/accepted3 Juli 2017 Snell and Y. Chen. 2015. Use of Copper to Selectively Inhibit Brachionus calyciflorus Predator Growth in Chlorella kessleri Prey Mass Cultures for Algae Biodiesel Production. International Journal of Molecular Sciences, 16 20674-20684. Rahmawati, I., Hendrarto dan Purnomo. 2014. Fluktuasi Bahan Organik dan Sebaran Nutrien serta Kelimpahan Fitoplankton dan Klo-rofil-A di Muara Sungai Sayung Demak. Diponegoro Journal of Maquares, 3 1 27-36. Ridlo, A. dan Subagiyo. 2013. Pertum-buhan, Rasio Konversi Pakan dan Kelulushidupan Udang Litope-naeus vannamei yang Diberi Pakan dengan Suplementasi Prebiotik FOS Fruktooligosakarida. Buletin Oseanografi Marina, 2 4 1-8. Subyakto, S., D. Sutende, M. Afandi dan Sofiati. 2008. Budidaya Udang Vannamei Litopenaeus vannamei Semiintensif dengan Metode Sirku-lasi Tertutup untuk Menghindari Serangan Virus. Berkala Ilmiah Perikanan, 3 1 1-7. Suwoyo, 2011. Kajian Kualitas Air pada Budidaya Kerapu Macan Epinephelus fuscoguttatus Sistem Tumpang Sari di Areal Mangrove. Berkala Perikanan Terubuk, 39 2 25-40. ... The optimal NH 3 content for the growth of white shrimp was ppm Ghufron et al., 2017. However, if other water quality parameters were in the optimum range, it was possible that the shrimp could still grow well. ...... However, on the 79 th day it had exceeded ppm where above that value the environmental conditions were not ideal for the growth of vaname shrimp. The optimal NO 2 for white shrimp growth was around ppm Ghufron et al., 2017. ...Vannamei shrimp Litopenaeus vannamei is the mainstay of fishery exports in Indonesia. In order to achieve the vannamei shrimp production target, the Millennial Shrimp Farming MSF system was developed to make vaname cultivation possible in limited land and relatively small business capital. Although many MSF systems have been carried out, studies reporting on shrimp growth and water quality in MSF systems in Indonesia have not been widely reported. This study aimed to analyze the growth of vaname shrimp and the dynamics of water quality during white shrimp culture with MSF system in Indonesia. The parameters analyzed were daily water quality pH, DO, Salinity, Brightness, weekly water quality NH3, NO2, PO4, H2S, and shrimp growth survival rate, average body weight, average body length, average daily growth. Water quality measurements were carried out 2 times a day am and pm. The results in this study indicated that the white white shrimp culture system with the MSF system can be used as an alternative to increase white shrimp production in Indonesia. To the best of our knowledge, this study was the first study to report that the white shrimp culture system with the MSF system could be used to maintain water quality in ponds and produced optimal shrimp growth.... Berdasarkan hasil pengukuran menunjukkan penurunan pH, hal ini kemungkinan disebabkan oleh kadar CO2 hasil respirasi udang dan kandungan bahan organik dari sisa pakan dalam perairan cukup tinggi. Kandungan bahan organik yang meningkat akan mengakibatkan meningkatnya unsur hara, menurunnya pH dan oksigen terlarut, serta peningkatan aktifitas biologi Ghufron et al., 2017. ...... Menurut Ghufron et al. 2017 sisa pakan dapat memicu peningkatan bahan organik dan senyawa toksik, seperti nitrit NO2 dan ammonia NH3. Sehingga terbentuk proses nitrifikasi yaitu perubahan senyawa ammonia menjadi senyawa nitrit. ...Encik Jumarni Roshaliza Nurul SuwartiningsihUdang galah Macrobrachium rosenbergii de Man adalah salah satu spesies udang air tawar asli Indonesia yang sudah dikembangkan. Salah satu kendala dalam budidaya udang galah adalah pertumbuhan yang relatif lambat. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh penambahan kapur CaCO3 dengan berbagai konsentrasi yaitu 0 mg/L atau tanpa penambahan kapur, 15 mg/L, 30 mg/L, dan 45 mg/L terhadap pertumbuhan udang galah. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 6 kali ulangan pada setiap perlakuan, dengan masing-masing ulangan terdapat 5 sampel. Parameter pertumbuhan yang diamati berupa bobot, panjang total, panjang abdomen, dan frekuesi moulting udang galah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kapur CaCO3 berpengaruh pada pertambahan bobot, panjang total, panjang abdomen, dan frekuensi moulting udang galah. Pertambahan bobot, panjang total, panjang abdomen, dan frekuesi moulting yang paling optimal dengan penambahan konsentrasi kapur 45 mg/L. Kata kunci kalsium karbonat CaCO3, pertumbuhan, udang galah.... The second parameter measured is the volume of water wasted during cleaning process. This is important to analyze because the water in ponds is necessary the quality is maintained by both physical and chemical physical parameters and nutrients, and sometimes it is given treatment with probiotic bacteria [15]. 15 Figure 6. ...... This is important to analyze because the water in ponds is necessary the quality is maintained by both physical and chemical physical parameters and nutrients, and sometimes it is given treatment with probiotic bacteria [15]. 15 Figure 6. Comparison graph of wasted water volume. ...In intensive shrimp cultivation system, residual waste that settled at the bottom of the pond is impacting water quality. Therefore, there is a need to regularly clean this residual to maintain the water quality in good condition. In this paper we describe the automatic instrument system to clean up the bottom of the pond. This waste cleaning instrument uses the principle of equilibrium between the main component in the form of a pyramid and supporting components, namely the water container. The pyramid has a dimension of and 4 poles that serve as rails and support for pulleys that hang both components. The framework of the pyramid is made of pipes and then the frame is coated with HDPE sheets and solar flat. The pyramid will go up and down in accordance with the water container, if it is filled with water and empty automatically because it is installed two submersible pumps to drain and fill the water container. From the field test results it was found that this instrument works effectively, where in one cleaning, it can be done in less than 5 minutes compared to conventional cleaning which takes hours.... ton/tahun dan Uni Eropa ton/tahun Ghufron et al., 2017. ...Vaname shrimp Litopenaeus vannamei is an export commodity from the fisheries sub-sector which has high economic value. The development of aquaculture systems from traditional to intensive has the potential for disease attacks. Control of the spread of the disease must be done as early as possible, one method of prevention is using immunostimulants. An alternative source of immunostimulants that can be used to increase the immune system of shrimp is octopus Octopus sp. ink. Octopus ink is generally not used or thrown away when the octopus meat is processed. Research on octopus ink is also minimal compared to squid ink and cuttlefish ink. The purpose of this review is to provide an overview of the potential of octopus ink as an immunostimulant for vaname shrimp. It is known that the content of octopus ink consists mostly of alkaloids, melanin, amino acids, and carboxylic acids. Octopus ink has various roles based on its compound content such as antimicrobial, antioxidant, antibacterial, antiretroviral, anticancer, anti-ulcerogenic, anti-inflammatory, antivirus, antifungal, antiviral, and anti-proliferative. From the results of the literature study, it is explicitly necessary to carry out further research to find out more complete compounds content in octopus ink so that its potential as an immunostimulant in vaname shrimp cultivation can be identified more clearly.... Permintaan terhadap udang vaname di pasar mancanegara meliputi Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa yang merupakan pasar utama ekspor komoditas udang Indonesia Asnawi et al., 2021. Udang vaname berpotensi untuk terus dikembangkan karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya reponsif terhadap pakan/nafsu makan yang tinggi, lebih tahan terhadap serangan penyakit dan kualitas lingkungan yang buruk, pertumbuhan lebih cepat, tingkat kelangsungan hidup tinggi, padat tebar cukup tinggi, dan waktu pemeliharaan yang relatif singkat yakni sekitar 90-100 hari per siklus Ghufron et al., 2018;Purnamasari et al., 2017;Suseno et al., 2021 Budidaya udang vaname selama ini identik dengan budidaya skala besar karena membutuhkan investasi dan biaya operasional yang cukup tinggi untuk setiap siklusnya Fatalattof, 2022. Kendala dalam usaha budidaya udang di masyarakat selain dipengaruhi oleh keterbatasan dana juga disebabkan oleh minimnya pengetahuan terkait budidaya Rahmadina et al., 2022. ... Annisa Bias CahyanuraniNasuki NasukiAtika Marisa HalimKartika PrimasariThe vannamei shrimp farming business still has the opportunity to continue to develop given the public's high demand and high national shrimp production target that must be met. Vannamei shrimp is also a commodity that has high economic value. However, vannamei shrimp cultivation is known as cultivation which requires the cultivators to have large capital making it difficult for all groups to reach. The purpose of this community service activity is to provide information and insight to the public regarding shrimp farming with technology that can be applied on a small scale with relatively low capital and is expected to be accessible to all people who wish to cultivate vannamei shrimp using a household scale cultivation system Backyard Shrimp Farming/BSF. This service activity is in the form of online dissemination using the zoom application and broadcast live via YouTube of the Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo. The activity was carried out by delivering material by the speaker and followed by a discussion and question and answer between the participants and the speaker. At the end of the activity, participants were given a link to fill out an assessment questionnaire related to the dissemination activities carried out. Based on the results of the questionnaire, it can be concluded that the participants had a great interest in this household-scale vannamei shrimp farming opportunity and felt the benefits of this dissemination activity, and overall the dissemination had been carried out well in terms of clarity of material delivery, the interaction between participants and the speaker, the suitability of the material and the performance of the moderator/facilitator in presenting the event.... Kelayakan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL perlu dianalisis dari segi kelayakan ekonominya [6]. Analisis ekonomi tersebut dapat dilakukan dengan Metode Stokastik atau disebut juga metode acak, yaitu merupakan proses dimana nilai sesaat dari satu atau lebih kejadian yang bermacam variasi terhadap waktu tidak pasti [7]. ...Moch Rizky Ussy AndawayantiRahmah Dara LufiraPotensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang dimiliki Kabupaten Probolinggo cukup besar. Dinas Kelautan dan Perikanan Probolinggo 2012 menyebutkan bahwa bandeng dan udang vanamei merupakan komoditas yang banyak dibudidayakan di tambak Kabupaten Probolinggo, namun air buangan dari tambak berpotensi mencemari lingkungan, sehingga diperlukan Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL guna mengolah limbah menjadi aman untuk dikembalikan ke laut. Pembangunan IPAL direncanakan dengan beberapa alternatif kemudian dilakukan analisis kelayakan menggunakan metode Stokastik untuk mengetahui alternatif yang paling layak diterapkan dari segi ekonomi. Hasil anggaran investasi untuk pembangunan IPAL yaitu Rp Biaya tersebut diperoleh dari hasil panen udang setiap tahunnya. Dengan 1 kolam tambak udang vaname didapatkan keuntungan sebesar Rp. Biaya Operasi dan Pemeliharaan selama setahun yaitu Rp. Berdasarkan perhitungan yang telah dirancang, dapat disarankan untuk menggunakan Alternatif 1 dengan 1 kolam produksi dan 1 kali panen dalam setahun. Dikarenakan keuntungan bersih tiap tahun terbesar yaitu Rp payback periode yang singkat yaitu 1 tahun, B/C sebesar 2,12, NPV Rp IRR 38,49% dan semua kondisi layak berdasarkan analisis sensitivitas.... Produktifitas perikanan di Indonesia terbagi menjadi tiga jenis, diantaranya adalah perikanan tangkap laut, perikanan tangkap PUD Perairan Umum Daratan dan perikanan budidaya Akuakultur. Namun dari ketiga jenis produktifitas perikanan tersebut yang konsisten terus mengalami peningkatan produktifitas setiap tahunnya adalah dari jenis produktifitas akuakultur Ghufron et al., 2018.Tercatat pada data statistik dari tahun 2012 hingga tahun 2017 bahwa Akuakultur terus mengalami rata-rata kenaikan sebesar 11,5% pada tiap tahunnya Rahmantya et al., 2018. ...Ahmad Rifa'iKualitas air dalam budidaya udang adalah faktor penting yang perlu diperhatikan. Sehingga kualitas air yang baik menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan budidaya udang. Permasalahan utamanya adalah buruknya kualitas air selama masa pemeliharaan. Untuk mengatasi masalah tersebut, penelitian ini bertujuan menggunakan perangkat Internet of things IoT yang dapat memantau kondisi kualitas air dan melakukan tindakan pencegahan berupa perberitahuan dini dan kontrol otomatis pada tiap-tiap aktuator di kolam budidaya. Beberapa sensor yang digunakan seperti Dissolved Oxygen DO, Hydrogen Potential pH, Turbidity, Suhu air dan Ketinggian air Sensor ultrasonic. Selanjutnya data kualitas air akan dikirimkan ke server Node-Red Platform menggunakan komunikasi protokol MQTT Message Queue Telemetry Transport. Pengolahan data yang dilakukan di Server menggunakan metode IFTTT If This Then That dan menghasilkan keputusan berupa perintah command set untuk mengontrol aktuator pada Node kontrol aktuator. Dari hasil pengujian performa, delay yang terjadi pada pengiriman data dari publisher ke subscriber diperoleh rata-rata 260 ms dengan menggunakan publik Broker HIVEMQ. Sedangkan pada pengujian kontrol otomatis, grafik respon menunjukan adanya aksi yang dilakukan oleh alat kontrol aktuator setelah mendapatkan command set yang dihasilkan metode IFTTT pada platform Manan Adnan KharismaAbstract The abundance of bacteria is an activity that aims to determine the distribution and the abundance of bacteria in a water area, so an effort to control and prevent against these bacteria can be made to avoid it’s wide spread. The function of this monitoring activities is for an early detection of animal health conditions that is the white leg shrimp due to bacterial attack. Given the importance of health level in the cultivation of white leg shrimp, then the monitoring activity in bacterial abundance should be done because the number of bacteria found in aquatic environments shouldn’t exceed the minimum threshold number of bacteria that is 104 CFU/ml. The purpose of this study case is to know the abundance of Vibrio sp. on white leg shrimp water augmentation. Because the Vibrio sp. bacteria is known as the opportunistic pathogen of white leg shrimp, which can cause disease if the environmental conditions are bad. Working methods used is descriptive method of data collection techniques include primary and secondary data. The stage of the monitoring activity include 1 Preparation phase which includes the preparation of equipment and materials and sterilization equipment and media. 2 Phase of making trisalt solvent and bacterial culture media. 3 Phase of retrieval and delivery the water samples. 4 Phase planting the water samples. 5 Phase counting the bacteria. 6 Interpretation the results of the calculation. Based on the results of monitoring the abundance of bacteria in white leg shrimp water augmentation activity, the conclusion is the abundance of Vibrio sp. on white leg shrimp water augmentation has exceeds the minimum threshold number of bacteria that is 104 CFU/ml, so the white leg shrimp culture is susceptible againts these Vibriosis disease. Nuhman NuhmanFeed is an important factor in the culture of vannamei shrimp. The optimum feed have clone to prevent underfeeding or overfeeding, whereas the amount of feed must have adjust with shrimp biomass. The aim this research is to know the percentage of optimum feed from vannamei shrimp. The method is experimental research with Complete Random Design, and the result showed that difference of percentage of feed is not significantly for daily growth of vannamei shrimp. The amount of feed as mush as 40 % of biomass weight/day showed the best daily growth %. Yuni KilawatiYunita MaimunahIncreasing number of vannamei shrimp Litapenaeus vannamei ponds are switching from traditional to intensive farming systems, the more impact resulting among other potential environmental pollution. Pollution of the environment can directly degrade water quality cultivation and facilitate access of pathogens to infect the host. In this study examines how the quality of the environment, population and genetic characteristics of shrimp that live in some intensive pond associated with a disease that often affects farmed shrimp is White Spot Syndrome Virus WSSV. Acquisition and primary data collection is done by conducting interviews and direct observation in the measurement of water quality parameters of both physics and chemistry and morphology observation of shrimp as well as the ICP11 gene expression detection of WSSV disease in vannamei shrimp DNA in the single Brachionus rotifer can consume thousands of algae cells per hour causing an algae pond to crash within days of infection. Thus, there is a great need to reduce rotifers in order for algal biofuel production to become reality. Copper can selectively inhibit rotifers in algae ponds, thereby protecting the algae crop. Differential toxicity tests were conducted to compare the copper sensitivity of a model rotifer-B. calyciflorus and an alga, C. kessleri. The rotifer LC50 was < ppm while the alga was not affected up to 5 ppm CuII. The low pH of the rotifer stomach may make it more sensitive to copper. However, when these cultures were combined, a copper concentration of ppm was needed to inhibit the rotifer as the alga bound the copper, decreasing its bioavailability. Copper X ppm had no effect on downstream fatty acid methyl ester SubyaktoDede SutendeMohamad AfandiSofiatiThe failure of vannamei shrimp culture often caused by virus attack, WSSV, TSV and IMNV. So that it need an alternative method like closed circulation method and probiotic application. Closed circulation is culture method without water circulation where as an additional water will do to change loss water, caused by evaporation and culture waste water. This kinds of probiotic ar Bacillus subtilis, Nitrosomonas, Nitrobacter, Saccaromyces, Rhodobacter and Rhodococcus. The aim of these research are preventing virus attack through closed circulation method and probiotic 2 2application. These culture used two culture ponds 3000 m , density 60 species/m and two reservoir ponds 22000 m for 105 days. The first culture pond A produced 2895 kg of vannamei shrimp size 60, SR % and FCR The second culture pond B produced 3025 kg of vannamei shrimp size 58, SR % and FCR dimethyl phosphate DDVP is used to control insects on crops, household, and stored products, and treat external parasitic infections in farmed fish, livestock, and domestic animals. Ectoparasitic copepods can cause severe skin damage in fish that may lead to death through osmoregulatory failure or infection by opportunistic pathogens. There is considerable uncertainty about whether or not DDVP is implicated in cancer, and the wider environmental consequences of its use. In general, and specifically in developing countries and fish farming, less hazardous alternatives are available. The present experiment studied the effects of DDVP at a daily dose of mg/l for 21 days on the expression of the heat shock protein Hsp 70 gene in rainbow trout Oncorhynchus mykiss. Hsp70 from control and DDVP-exposed fish was amplified for 20-40 PCR cycling. After the fortieth PCR cycle, the Hsp70 level in mRNA was very low in the control fish and very high in the DDVP-exposed fish, with a statistical difference of p< RahmawatiPujiono Wahyu PurnomoBoedi HendrartoKegiatan yang terdapat di sekitar muara Sungai Sayung seperti aktivitas manusia, pariwisata, industri rumah tangga, pertambakan, serta jalur pelayaran yang terus berlangsung tanpa pengelolaan yang baik dapat menyebabkan perubahan kondisi fisika, kimia, biologi sehingga akan berpengaruh terhadap kandungan bahan organik, nutrien, dan kelangsungan hidup organisme di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui fluktuasi dan sebaran bahan organik di muara Sungai Sayung Demak, mengetahui distribusi spasial sebaran bahan organik dan nutiren terhadap kelimpahan fitoplankton, dan mengetahui keterkaitan antara bahan organik terhadap sebaran nutrien dan distribusi nutrien terhadap ini berdasarkan studi kasus dan menggunakan metode purposive sampling untuk pengambilan sampel. Dalam penelitian ini ditentukan lima stasiun pengukuran, dimana pada tiap stasiun dilakukan tiga kali pengulangan. Analisis data bahan organik, nutrien, dan klorofil-a menggunakan metode Regresi Korelasi. Bahan organik dengan nitrat secara linier menunjukkan keeratan yang tinggi dengan nilai koefisien korelasi R sebesar 0,8209. Hubungan antara bahan organik dengan fosfat mempunyai nilai koefisien korelasi R sebesar 0,7804. Distribusi nutrien terhadap klorofil-a menunjukkan adanya gradasi nilai konsentrasi dimana di muara Sungai Sayung lebih tinggi dan akan semakin rendah menuju ke arah laut lepas. Berdasarkan nilai rata – rata klorofil-a yang diperoleh sebesar 1,027 – 1,353 µg/l, perairan muara Sungai Sayung Demak tergolong kedalam perairan yang bersifat Calcium Oxide CaO to Accelerate Moulting and Survival Rate Vannamei Shrimp Litopenaeus vannameiG ErlandoRusliadi Dan MulyadiErlando, G., Rusliadi dan Mulyadi. 2015. Increasing Calcium Oxide CaO to Accelerate Moulting and Survival Rate Vannamei Shrimp Litopenaeus vannamei. Aquaculture Technology Laboratory. Faculty of Fisheries and Marine Sciences. University of Riau. 7 Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Kakap Putih Lates calcarifer, Bloch dengan Pemberian Pakan yangB JayaF AgustrianiDan IsnainiJaya, B., F. Agustriani, dan Isnaini. 2013. Laju Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Kakap Putih Lates calcarifer, Bloch dengan Pemberian Pakan yang Berbeda. Maspari Journal, 5 1 Bakteri Vibrio sp. pada Air Pembesaran Udang VannameiA A KharismaMananKharisma, A. dan A. Manan. 2012. Kelimpahan Bakteri Vibrio sp. pada Air Pembesaran Udang Vannamei Litopenaeus vannamei disebabkanoleh sisa-sisa pemberian pakan serta ekskresi atau feses dari organisme udang vaname. Hal ini sesuai dengan Primavera (1994) dalam Goddard (1996) bahwa pakan yang tidak terkonsumsi sekitar 15% dari berat pakan total pakan yang diberikan perhari, selanjutnya dari 85% pakan yang terkonsumsi, 20% akan terbuang Selama budidaya, pertumbuhan udang vaname harus selalu dipantau, termasuk udang vaname umur 20 hari. Hal ini mengingat udang jenis ini memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan jenis udang para petambak, memahami pola pertumbuhan selama budidaya udang vaname berlangsung sangat penting untuk keberhasilan budidaya. Sebab, pertumbuhan udang vaname juga berpengaruh terhadap pemberian pakan yang diberikan pada bagaimana pertumbuhan udang vaname umur 20 hari dan bagaimana cara pemberian pakannya? Berikut penjelasan yang telah kami rangkum khususkhusus anda yang dapat dijadikan sebagai Juga Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga PanenPertumbuhan Udang Vaname Umur 20 HariUdang vaname umur 20 hari atau pada saat awal budidaya memiliki tingkat pertumbuhan yang ideal dengan kisaran 1-2,5 gram per minggunya. Sementara berat idealnya kurang lebih 2 gram per ideal ini bisa didapatkan jika jumlah populasi udang yang ada di kolam sesuai dengan kapasitasnya. Sementara sebaliknya, jika kolam tambak memiliki kapasitas berlebih, pertumbuhan udang vaname yang ada di dalamnya dapat lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan bagaimana cara budidaya udang vaname umur 20 hari atau lebih tepatnya pada masa awal budidaya? Sama seperti budidaya pada umumnya, para petambak harus terus mengotrol kondisi udang dan air tambak setiap hari. Hal ini berguna untuk mendeteksi lebih cepat apabila terjadi anomali pada pertumbuhan udang dan kondisi air yang dapat berdampak buruk bagi Juga Ini 7 Tips Panen Udang Vaname yang Sukses dan CuanBudidaya Udang Vaname Umur 20 HariBudidaya udang vaname selalu menjadikan umur atau day of culture doc udang sebagai patokan dalam melakukan berbagai tindakan terkait manajemen tambak, salah satunya adalah cara pemberian pakan berdasarkan umur udang ini bermanfaat untuk mencegah adanya kekurangan atau kelebihan pakan selama budidaya yang dapat menghambat pertumbuhan udang itu, cara pemberian pakan udang umur 20 hari dapat dilakukan dengan metode blind feeding. Sementara jenis pakan yang diberikan yaitu berbentuk granula dengan frekuensi 4 kali sehari serta dosis pakan 25-15%.Jenis pakan granula cocok diberikan untuk udang dari usia doc 16 hari hingga 45 hari. Sementara selanjutnya, granula dapat diganti dengan pelet hingga udang vaname memasuki usia siap Juga 4 Jenis Tambak Udang Vaname yang Harus Kamu KetahuiBudidaya Udang Vaname Lebih Untung Bersama DELOSSelama budidaya berlangsung, petambak harus terus melakukan pemantauan pertumbuhan dan kondisi air di tambak. Termasuk juga pada udang vaname umur 20 hari atau tepatnya pada saat awal budidaya merupakan pilihan yang tepat bagi yang membutuhkan pendampingan dalam budidaya udang vaname untuk mendapatkan hasil yang maksimal. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu anda mengeksplorasi peluang baru di bidang Farm Management juga berinteraksi dengan aplikasi AquaHero sehingga memudahkan farm owner dan farm personnel untuk memantau kondisi tambak udang melalui gadget setiap mendapatkan harga terjangkau untuk produk-produk kebutuhan tambak? AquaLink dapat menjadi solusi terbaik untuk anda. Melalui AquaLink, kami dapat menghubungkan anda dengan produsen-produsen dan farm owner untuk mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga hubungi Tim DELOS melalui contact atau submit melalui kolom kontak website kami di untuk bergabung dalam ekosistem kami. Pilih DELOS untuk pendampingan budidaya udang anda!Untukmeningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap dalam pakan. Untuk itu, pakan harus dicampur dengan viterna plus dan poc nasa yang mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 5 cc/kg pakan untuk umur dibwah 60 hari dan setelah itu 10 cc/kg pakan hingga panen.ArticlePDF AvailableAbstractAsian white shrimp or can be called vannamei shrimp has the Latin name Litopenaeus vannamei has native habitat in coastal waters and American sea waters. This research was carried out in September 2018 in the Asian white shrimp farming business unit Tanjung Putih Village Sepulu District Bangkalan District and in Penatar Sewu Village Tanggulangin District Sidoarjo Regency. This study population used 3 pond plots in Asian white shrimp culture in Tanjung Putih Village, Sepulu District, Bangkalan District and in Penatar Sewu Village Tanggulangin District Sidoarjo Regency. Sample size is determined from the amount of shrimp fry capacity stocked. The sampling technique was carried out by researchers by following activities in the field, census and visiting respondents directly on the farm or in the farmer's group home to obtain the information and data needed. The results showed that the best feed management was obtained the best results on the 4 sample ponds in Sidoarjo with an average final weight growth rate of grams at the first partial harvest, 83% Feed Efficiency, and a 90% survival rate. As for the lowest feed management results obtained in sample ponds 1 Bangkalan with a yield of growth, feed efficiency by 71% and survival rate of 86%. As for the results of the analysis of vannamei shrimp aquaculture business at different locations in Bangkalan and Sidoarjo districts, it was concluded that the best Production BEP was obtained in Sidoarjo's 4 sample ponds, amounting to 1427 kg. The best R / C ratio and Payback period is the average sample obtained in Sidoarjo. The conclusion of the best feed management and business analysis results is on the sidoajo sample ponds, the sidoarjo sample shows decent and efficient results. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 9 2 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 Manajemen Pakan dan Analisis Usaha Budidaya Udang Vaname Litopanaeus vannamei Pada Lokasi yang Berbeda di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sidoarjo Feed Management and Analysis of Vannamei Shrimp Litopanaeus vannamei Culture at Different Location in Bangkalan Regency and Sidoarjo Regency Miftachul Ulumiah1*, Mirni Lamid2, Koesnoto Soepranianondo2, M. Anam Al-arif2, Moch. Amin Alamsjah3 dan Soeharsono4 1Program Studi Agribisnis Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Jl. Mulyorejo, Mulyorejo, Surabaya 60115, Indonesia 2Departemen Peternakan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Jl. Mulyorejo, Mulyorejo, Surabaya 60115, Indonesia 3Departemen Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Jl. Mulyorejo, Mulyorejo, Surabaya 60115, Indonesia 4Departemen Anatomi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Jl. Mulyorejo, Mulyorejo, Surabaya 60115, Indonesia Abstrak Udang vaname Litopenaeus vannamei memiliki habitat asli di perairan pantai dan perairan laut Amerika Latin. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2018 di unit usaha budidaya udang vannamei Desa Tanjung putih Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan dan di Desa Penatar Sewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Populasi penelitian ini menggunakan 3 petak kolam pada masing-masing budidaya udang vaname di Desa Tanjung Putih, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan dan di desa Penatar Sewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Besar Sampel ditentukan dari jumlah kapasitas benur udang vaname yang ditebar. Teknik pengambilan sampel dilakukan peneliti dengan cara mengikuti kegiatan di lapangan, sensus dan mendatangi responden secara langsung di tambak maupun di rumah kelompok pembudidaya untuk memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pakan terbaik didapatkan hasil terbaik pada tambak 4 sampel di Sidoarjo dengan tingkat pertumbuhan bobot berat akhir rata-rata 9,73 g pada panen parsial pertama, Efisiensi Pakan sebesar 83%, dan tingkat kelulushidupan sebesar 90%. Sedangkan untuk hasil manajemen pakan paling rendah didapatkan pada sampel tambak 1 Bangkalan dengan hasil pertumbuhan 6,98%, efisiensi pakan sebesar 71% dan tingkat kelulushidupan sebesar 86%. Sedangkan untuk hasil analisis usaha budidaya udang vannamei pada lokasi yang berbeda di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sidoarjo di dapatkan kesimpulan penelitian bahwa BEP Produksi terbaik diperoleh tambak sampel 4 Sidoarjo yakni sebesar kg. Hasil R/C *Correspondence miftachululumiah3014 Received 2019-10-24 Accepted 2019-12-30 Kata Kunci Manajemen Pakan, Analisis Usaha, Udang Vaname, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sidoarjo Keywords Feed Management, Culture Analysis, Asian White Shrimp, Bangkalan Regency, Sidoarjo Regency Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 ratio dan Payback period terbaik rata-rata diperoleh sampel di Sidoarjo. Kesimpulan hasil manajemen pakan dan analisis usaha terbaik adalah pada tambak sampel Sidoarjo yang layak dan efisien. Abstract The vannamei shrimp Litopenaeus vannamei has a native habitat in coastal waters and American sea waters. This research was carried out in September 2018 in 3 pond plots of the vannamei shrimp farming business unit Tanjung Putih Village Sepulu District Bangkalan and Penatar Sewu Village Tanggulangin District Sidoarjo. The sample size is determined from the amount of shrimp fry capacity stocked. The sampling technique was carried out by researchers by following activities in the field, census, and visiting respondents directly on the farm or in the farmer's group home to obtain the information and data needed. The results showed that the best feed management was received the best results on the 4 sample ponds in Sidoarjo with an average final weight growth rate of grams at the first partial harvest, 83% Feed Efficiency, and a 90% survival rate. As for the lowest feed management results obtained in sample ponds 1 Bangkalan with a yield of growth, feed efficiency by 71% and a survival rate of 86%. As for the results of the analysis of vannamei shrimp aquaculture business at different locations in the Bangkalan and Sidoarjo regencies, it was concluded that the best Production BEP was obtained in Sidoarjo's 4 sample ponds, amounting to 1,427 kg. The best R/C ratio and the Payback period is the average sample obtained in Sidoarjo. The conclusion of the best feed management and business analysis results is on the Sidoarjo sample ponds. The Sidoarjo sample shows decent and efficient results. PENDAHULUAN Udang vaname Litopenaeus vannamei memiliki habitat asli di perairan pantai dan perairan laut Amerika Latin. Udang vaname diimpor oleh beberapa negara di Asia salah satunya Indonesia. Pemerintah Indonesia memberikan izin impor udang vaname pertama kali kepada dua perusahaan. Impor tersebut berasal dari Hawaii dan Taiwan sebanyak ekor induk, ekor benur, serta dari Amerika Latin sebanyak ekor benur. Induk dan benur yang diimpor harus dimasukkan dan dikembangkan ke hatchery Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Banyuwangi untuk menghasilkan benur yang berkualitas tinggi Amri dan Kanna, 2008. Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah pemasok udang vaname di Jawa Timur yang keberadaannya perlu dikembangkan pemerintah mengingat wilayah tersebut paling strategis berdekatan dengan ibu kota Jawa Timur. Kebanyakan pembudidaya udang vaname menggunakan sistem budidaya ekstensif Dinas Kelautan dan Perikanan, 2018. Budidaya ekstensif adalah bagian dasar tambak menggunakan tanah dan proses yang dilakukan mulai dari pengeringan, pengolahan tanah dasar, pemberantasan hama, pemupukan, pergantian air, penebaran benur, pemeliharaan benur, serta pemanenan Rusmiyati, 2010. Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 Tambak tradisional tidak boleh memiliki lebih dari 20% unsur tanah lumpur berpasir di bagian dasarnya, sumber air yang digunakan dapat berasal dari air laut atau air tawar dalam kondisi bersih. Tata letak tambak tradisional harus memiliki pembatas yang kuat untuk mencegah terjadinya erosi Rusmiyati, 2010. Tambak tradisional ini menggunakan tanah liat yang dekat dengan sumber air sungai, konstruksi tambaknya bagian permukaan persegi panjang namun bagian dasarnya berbentuk seperti bujur sangkar. Terdapat bagian tengah tambak yang digunakan untuk tempat pembuangan lumpur, tidak terdapat tumbuhan mangrove, serta kedalaman air disesuaikan dengan luas tambak dan kondisi tanah tambak. Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam budidaya udang vanname karena menyerap 60-70% dari total biaya operasional. Pemberian pakan yang sesuai kebutuhan akan memacu pertumbuhan dan perkembangan udang vaname secara optimal sehingga produktivitasnya bisa ditingkatkan. Pemberian pakan buatan berbentuk pelet dapat mulai dilakukan sejak benur ditebar hingga udang siap panen. Ukuran dan jumlah pakan yang diberikan harus dilakukan secara cermat dan tepat sehingga udang tidak mengalami kekurangan pakan underfeeding atau kelebihan pakan overfeeding. Jumlah pakan harus disesuaikan dengan total biomassa udang, namun ketika harga kebutuhan pakan naik karena dampak melemahnya nilai tukar rupiah maka biaya produksi yang ditimbulkan juga akan meningkat. Berdasarkan latar belakang tersebut diperlukan manajemen pakan dan analisis usaha budidaya udang vaname yang bertujuan untuk mengetahui kondisi usaha di wilayah tersebut saat ini dan masa yang akan datang dalam mempertahankan serta mengembangkan usaha tersebut. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini di lakukan pada bulan September 2018 di unit usaha budidaya udang vaname Desa Tanjung Putih Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan dan di Desa Penatar Sewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Materi Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera, peralatan tulis, dan kuesioner. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk proses pembesaran udang vaname diantaranya adalah jaring, waring, kincir air, ember, bak, terpal, gayung, saringan, termometer, pH paper, refraktometer, alat angkutan, dan alat komunikasi. Rancangan Penelitian Populasi penelitian ini menggunakan 3 petak kolam pada masing-masing budidaya udang vannamei sistem ekstensif di Desa Tanjung Putih, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan dan di desa Penatar Sewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Besar Sampel ditentukan dari jumlah kapasitas benur udang vaname yang ditebar. Tabel 1. Padat penebaran udang vaname. Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 Prosedur Kerja Prosedur pengambilan dan pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling mewakili kondisi perairan pada daerah penelitian Etikan et al., 2016. Pengumpulan data dibedakan menjadi dua macam yaitu pengumpulan data primer melalui proses wawancara secara langsung kepada anggota budidaya, mengikuti kegiatan selama di tambak, pembagian kuesioner yang terdiri dari berbagai pertanyaan yang mendukung dalam penelitian ini, serta pengambilan dokumentasi untuk melengkapi data primer dan sebagai dokumentasi pendukung proses budidaya. Data sekunder berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangkalan. Daerah observasi di Desa Tanjung Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan dan Desa Penatar Sewu Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo, jurnal, buku, Badan Pusat Statistik, serta website resmi. Kolam penelitian di desa Penatar Sewu adalah 1 buah kolam berukuran m2 dan 2 buah kolam berukuran m2. Konstruksi kolam di Desa Tanjung Putih Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan menggunakan kolam ekstensif. Jumlah petak tambak yang aktif saat penelitian sebanyak 3 petak, kolam pertama berukuran m2, kolam kedua berukuran m2, dan kolam ketiga berukuran m2. Penebaran benih Desa Tanjung Putih Kecamatan Sepulu menggunakan benih berukuran PL 16. Benih PL 16 dengan panjang sekitar 0,6 cm tersebut ditebar pada pagi hari untuk memperkecil risiko stres pada benur. Sebelum ditebar, benur diaklimatisasi dulu agar tidak terlalu stres pada saat penebaran. Haliman dan Adijaya 2005 menjelaskan bahwa aklimatisasi dilakukan untuk adaptasi terhadap suhu dan salinitas antara air media pengangkutan benur dan air petakan tambak. Berikut adalah padat penebaran udang vannamei. Analisis Data Data Sistem Manajemen Pakan Data manajemen pakan meliputi pengamatan jenis pakan, jumlah pakan, jadwal pemberian pakan, pengecekan anco, dan penyimpanan pakan. Dari pemberian pakan yang dilakukan di tambak tersebut akan dilakukan pengamatan terkait pertumbuhan, dan efisiensi pakan udang vaname. Data Analisis Usaha Investasi modal adalah sesuatu yang digunakan untuk mendirikan dan menjalankan usaha budidaya udang vaname. Modal dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan sumbernya yaitu modal sendiri dan modal luar. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pendiri usaha dan tidak terdapat bunga pinjaman, sedangkan modal luar atau disebut modal pinjaman adalah modal yang bersumber dari luar usaha, misalnya bank, koperasi, dan sebagainya. Modal yang bersumber dari luar tersebut memiliki bunga pinjaman terutama bank, pendiri usaha harus mengembalikan modal tersebut dalam jangka waktu yang sudah ditentukan sesuai dengan perjanjian awal peminjaman. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berpengaruh terhadap volume produksi yang dihasilkan, dikarenakan biaya tersebut sudah dilakukan pembayaran di awal produksi. Biaya tetap rata-rata dapat diketahui dengan cara membagikan antara biaya tetap total dengan total produksi yang dihasilkan. Biaya tetap adalah hasil dari perkalian antara biaya tetap dengan banyaknya input. Biaya variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan, apabila jumlah produksi meningkat maka biaya variabel juga akan meningkat dikarenakan biaya tersebut sangat erat kaitannya dengan jumlah produksi yang dihasilkan oleh suatu usaha, dapat dirumuskan jumlah biaya variabel diperoleh dari biaya variabel dikalikan banyaknya unit. Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 Biaya total adalah biaya yang diperoleh dari biaya tetap total dan biaya variabel total. Pada biaya total tetap adalah biaya yang bersifat tetap tidak mengalami perubahan terhadap volume produksi yang dihasilkan, namun pada biaya variabel total adalah biaya total yang dapat berubah sesuai dengan volume produksi yang dihasilkan. Biaya total akan berubah apabila dipengaruhi oleh hasil produksi seperti gaji, material kemasan, biaya suku cadang, dan komisi penjualan. Biaya total diperoleh dari hasil penjumlahan antara biaya tetap total dengan biaya tetap variabel yang akan menghasilkan sejumlah produk. Total penerimaan adalah sejumlah hasil yang diperoleh dari hasil penjualan produksi yang dihasilkan oleh suatu dan memiliki harga yang sudah ditetapkan. Total penerimaan dapat diketahui dengan mengalikan antara harga produk per unit dan jumlah produk yang dijual. Keuntungan adalah jumlah penerimaan yang memiliki nilai lebih dari hasil penjualan produk. Keuntungan dapat diperoleh dari total penerimaan dikurangi biaya total. Return cost ratio R/C adalah salah satu alat analisis yang digunakan untuk memperoleh hasil dari penerimaan dengan biaya. Jika R/C ratio semakin besar, usaha yang dijalankan mengalami keuntungan. Sebaliknya, jika R/C ratio semakin kecil maka usaha tersebut mengalami kerugian. Jika R/C ratio mengalami titik impas maka usaha yang dijalankan tidak mengalami kerugian dan keuntungan. Payback period PP adalah metode yang digunakan untuk menganalisis usaha dalam mengembalikan sejumlah modal investasi pada jangka waktu tertentu. Dihitung dengan membagi nilai investasi dengan kas bersih per tahunnya kemudian dikalikan satu tahun. Break event point BEP atau disebut sebagai titik impas digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dengan memperhitungkan hasil penjualan diperoleh dapat mengembalikan biaya tetap dan biaya variabel yang sudah digunakan untuk produksi. BEP dibedakan menjadi unit dan rupiah. BEP unit adalah total biaya tetap dibagi dengan harga jual per unit dikurangi dengan biaya variabel per unit, sedangkan pada BEP dalam rupiah total biaya tetap dibagi dengan satu dikurangi biaya variabel per unit dibagi dengan harga jual per unit. HASIL DAN PEMBAHASAN Manajemen Pakan Jenis pakan yang diberikan dalam pembesaran udang vaname di desa Penatar Sewu adalah pakan buatan produksi PT. Central Proteina Prima. Pakan buatan terdiri dari pakan bermerek Bintang 581, 582, 583, dan 583-SP dan Irawan 682, 683, 683-SP, dan 684-S. Proses pemberian pakan dibedakan menjadi dua macam yaitu pemupukan menggunakan SP-36 yang digunakan untuk menumbuhkan pakan alami berupa fitoplankton, sedangkan pemberian pakan yang kedua yaitu pelet yang berasal dari pabrik. Pemberian dilakukan dua kali sehari. Para pembudidaya biasanya menambahkan tetes tebu ke dalam pakan industri tersebut. Setelah pakan ditebar ke tambak, satu jam sebelumnya dicampur dengan Vitamin C, -3, dan protein dengan perbandingan 21. Pemberian protein bertujuan untuk meningkatkan metabolisme udang. Pakan ini dibiarkan beberapa saat supaya pakan menjadi kering dan mengembang. Kolam sampel di Bangkalan menggunakan pemberian pakan 2-5% dari berat udang yang ditebar. Pemberian pakan diberikan 4 kali sehari yaitu pada pukul WIB, WIB, WIB, dan Pukul WIB. Untuk tambak di Sidoarjo dilakukan pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari yaitu pada pukul WIB, WIB dan WIB. Pada pemberian terakhir diberikan pakan lebih banyak dikarenakan udang vaname sering aktif di malam hari. Pakan yang digunakan dalam usaha budidaya di desa Tanjung Putih dan Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 Penatar Sewu berupa pakan buatan bermerek Fairly atau Beryl. Pakan buatan digunakan sejak awal penebaran tambak hingga menjelang panen. Pada awal budidaya penebaran benur dari Situbondo, Balai Benih Ikan BBI Gresik dan sebagian kecil dari Desa Penatarsewu dengan ukuran PL 12 – 18. Pakan udang vaname di desa Tanjung Putih memiliki kandungan protein 36-38%, kadar air 12% kadar lemak 5%, serat kasar 3,5% dan kadar abu 16%. Pakan yang digunakan di Desa Penatar Sewu memiliki kandungan protein 36%, Kadar air 11%, kadar lemak 6%, serat kasar 2,5%, dan kadar abu 12%. Analisis Sampling Pertumbuhan GR Benih udang di desa Tanjung Putih Kecamatan Sepulu menggunakan PL 16, didapat dari unit usaha pembenihan di Situbondo berat rata-rata sekitar 1,5 g dan mencapai masa panen dengan berat sekitar rata-rata 6,18 g. Desa Penatar Sewu Kecamatan Tanggulangin menggunakan PL 12 dengan berat benih rata-rata sekitar 0,9 g dan pada masa akhir panen mencapai rata-rata 6,73 g. Efisiensi Pakan Efisiensi pakan budidaya udang vaname didapatkan hasil pada tambak 1 di Bangkalan sebesar 71 %, tambak 2 di bangkalan sebesar 72%, dan tambak 3 di bangkalan sebesar 75 %, sedangkan untuk tambak 1 di Sidoarjo sebesar 83%, tambak 2 sebesar 77%, dan tambak 3 sebesar 79%. Hasil efisiensi pakan terbesar pada tambak penelitian ini diperoleh tambak 1 Sidoarjo, sedangkan hasil efisiensi pakan terkecil diperoleh tambak 1 Bangkalan. Analisis Finansial Proses pemanenan udang vaname di Desa Penatarsewu dilakukan secara parsial atau sebagian setiap umur pemeliharaan dua bulan sekali. Hal ini bertujuan untuk memenuhi permintaan tengkulak dan dapat mengembalikan biaya-biaya yang digunakan untuk pembelian bahan seperti pakan udang, pupuk, dan sebagainya. Proses pemasaran dilakukan tengkulak dengan mendatangi tambak ketika pemanenan, kemudian hasil panen tersebut ditimbang dan dimasukkan ke dalam keranjang tengkulak untuk dijual kembali ke pasar terdekat maupun luar kota. Permintaan luar kota datang dari Malang, Probolinggo, Lumajang, dan Pasuruan, sedangkan permintaan pasar terdekat datang dari Sidoarjo dan Pabean. Penurunan maupun peningkatan harga jual udang vaname dipengaruhi oleh bobot udang, proses pemeliharaan, pengontrolan air, pemberian pakan, dan kontrol hama dan penyakit. Analisis finansial dan analisis usaha budidaya udang vaname dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3 berikut. Tabel 2. Analisis finansial budidaya udang vaname di lokasi yang berbeda di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sidoarjo. Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 Tabel 3. Analisis usaha budidaya udang vaname di lokasi yang berbeda di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sidoarjo. Pada penelitian ini para pembudidaya menggunakan modal sendiri untuk biaya investasi yang meliputi pembangunan lahan tambak, sepeda motor, handphone, timbangan batang, pompa air, jaring panen, sampan, seser, sepatu bot, senter besar, senter kecil, senar pancing 100 m, waring kasa halus 50 m, waring kasa mata besar 100 m, serta perahu. Permodalan tersebut memiliki umur teknis 10 tahun terdiri dari lahan tambak, sepeda motor, handphone, timbangan batang, pompa air, jaring panen, perahu kayu, dan sampan. Seser besar memiliki umur teknis 2 tahun, sepatu bot sekitar 3 tahun, senter besar 2 tahun, senter kecil, senar pancing, dan waring kasa 1 tahun. Biaya tetap adalah biaya yang memiliki nilai tetap atau konstan dan biasanya digunakan untuk membiayai kebutuhan budidaya udang vaname Lawaputri, 2012. Jika jumlah produksi yang dihasilkan mengalami peningkatan maka biaya tersebut mengalami penurunan dikarenakan jumlah keseluruhan dari total yang sama dibagi dengan jumlah produksi yang dihasilkan semakin membesar atau disebut spreading overhead Beck, 2007. Biaya tetap pada penelitian ini selama satu tahun terdiri dari biaya penyusutan yang diperoleh dari pembagian antara harga total investasi dengan umur teknis, pajak bumi dan bangunan, gaji tenaga kerja harian, gaji tenaga kerja penjaga pendega, sewa lahan tambak bagi pembudidaya yang sebagian lahannya masih menyewa sehingga diperoleh total biaya tetap. Biaya total adalah biaya yang memiliki dua jenis yaitu biaya total tetap dan biaya total variabel. Biaya total tetap adalah biaya yang bersifat konstan karena tidak bergantung pada jumlah produksi, sedangkan biaya total variabel adalah biaya yang dapat berubah karena dipengaruhi oleh jumlah produksi. Biaya total dirumuskan sebagai biaya tetap ditambahkan dengan biaya tidak tetap Kalangi, 2014. Menurut Aimon et al. 2014, total penerimaan adalah hasil yang diperoleh setelah proses produksi berlangsung seperti hasil pemanenan, total penerimaan dapat diketahui dari harga yang diberikan terhadap hasil produksi kemudian dikalikan dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Total penerimaan dapat dirumuskan harga produk per unit dikalikan dengan jumlah produk yang dijual Kalangi, 2014. Keuntungan adalah alat yang digunakan untuk mengukur penghasilan yang diperoleh dan biaya yang telah dikeluarkan untuk proses produksi. Keuntungan ini dapat disebut sebagai pendapatan bersih, apabila margin semakin tinggi maka hasil yang diperoleh akan semakin besar dikarenakan margin ini dapat mempertahankan harga penjualan tetap tinggi namun biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi dalam kondisi rendah Rhonda dan Laplante, 2010. R/C ratio adalah hasil yang diperoleh dari penjualan produk dengan total biaya Soepranianondo et al., 2013. Return cost ratio R/C adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hasil pembagian antara penerimaan dan biaya, total penerimaan dibagi dengan total biaya yang dikeluarkan untuk mendukung kelancaran proses budidaya. Panjaitan, 2017. Hasil penelitian kelayakan budidaya udang vaname memperoleh Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 nilai R/C >1 sehingga usaha tersebut layak untuk dijalankan Fariyanto, 2012. Payback period adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui masa pengembalian modal atau investasi dalam jangka waktu tertentu menggunakan aliran kas neto. Jika aliran kas neto jumlahnya sama setiap tahunnya maka dilakukan pembagian antara jumlah investasi dengan aliran kas neto setiap tahun Bambang, 2001. Hasil terbesar total keuntungan pada penelitian ini didapatkan pada tambak sampel bangkalan sebesar 3 sedangkan terkecil didapatkan pada tambak 5 dan 6 sampel sidoarjo sebesar 1, jadi pengembalian modal usaha budidaya tersebut sekitar 4 bulan. Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi yang telah dikeluarkan untuk pembelian peralatan dan bahan budidaya. Break event point atau titik impas adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui dan menghitung titik impas serta kelayakan suatu usaha Fahmi dan Hadi, 2010. Hasil penelitian Geotivanny et al. 2014 pada analisis finansial dan sensitivitas usaha budidaya udang vaname intensif di Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik memperoleh BEP produksi sebesar kg dan rata-rata kg, BEP harga Rp dan rata-rata Rp Hasil terbesar BEP produksi pada penelitian ini didapatkan pada tambak 2 Bangkalan sebesar kg sedangkan terkecil didapatkan pada tambak 4 sampel Sidoarjo sebesar kg. KESIMPULAN Kesimpulan hasil manajemen pakan dan analisis usaha terbaik adalah pada tambak sampel Sidoarjo. Sampel Sidoarjo menunjukkan hasil layak dan efisien. UCAPAN TERIMA KASIH Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Aimon, H., Adry, and Putri, 2014, November. Penguatan Petani Kedelai Dari Sisi Input, Produksi, dan Penerimaan di Kabupaten Solok. In Seminar Nasional Riset Inovatif Vol. 2. https// Amri, K. dan Kanna, I., 2008. Budi Daya Udang Vaname Secara Intensif, Semi Intensif, dan Tradisional. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, books?hl=en&lr=&id=vqNLDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA5&dq=Budi+Daya+Udang+Vaname+Secara+Intensif,+Semi+Intensif,+dan+Tradisional.&ots=5rpXLktvDs&sig=x3QcGubB6JlJ28GmvngyFraBDhA&redir_esc=yv=onepage&q=Budi%20Daya%20Udang%20Vaname%20Secara%20Intensif%2C%20Semi%20Intensif%2C%20dan%20Tradisional.&f=false Bambang, R., 2001. Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan. Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 59. Beck, T., 2007. Efficiency in financial intermediation Theory and empirical measurement. In Microfinance and Public Policy pp. 111-125. Palgrave Macmillan, London. 9780230300026_7 Dinas Kelautan dan Perikanan, 2018. Data Survei dan Penelitian. Kabupaten Bangkalan. Dinas Kelautan dan Perikanan, 2018. Cara Budidaya Ikan yang Baik CBIB. Kabupaten Sidoarjo. Sidoarjo. Etikan, I., Musa, dan Alkassim, 2016. Comparison of convenience sampling and purposive sampling. American journal of theoretical and applied statistics, 51, Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 92 - June 2020 DOI Ulumiah et al. 2020 ing_different_Please_Explain/attachment/59d64fc179197b80779a8d1c/AS4995599335055361496115777990/download/Comparison_of_Conv Fahmi, I. dan Hadi, 2010. Pengantar Manajemen Perkreditan. Bandung Alfabeta. Fariyanto, M., 2012. Kelayakan Budidaya Udang Vannamei di Rejotengah, Deket Lamongan. Skripsi. Agribisnis. Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Surabaya, 98. Geotivanny, V., Hidanah, S. dan Nazar, 2014. Financial and Sensitivity Analysis of Intensive Vannamei Shrimp Cultivating in Subdistrict of Panceng, Gresik Regency. Agro Veteriner, 31, Haliman, and Adijaya, D., 2005. Udang vannamei. Penebar Swadaya. Jakarta. Kalangi, 2014. Analisis Efisiensi Ekonomi Usaha Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong Rakyat di Provinsi Jawa Timur. Disertasi. Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Lawaputri, 2012. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Udang Vannamei litopaneaus vannamei pada Tambak Intensif di Kabupaten Takalar.Studi Kasus usaha tambak Udang Kurnia Subur Doctoral dissertation. Universitas Hasanuddin. http//repository. Panjaitan, I., 2017. Pengaruh Ukuran KAP, Return on Assets dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, 12, Rhonda, A. dan Laplante, A., 2010. Passion to Profits. Jakarta, Azkia Publishers. Rusmiyati, S., 2010. Menjala Rupiah Budidaya Udang Vannamei Varietas Baru Unggulan. Cetakan Pertama. Pustaka Baru Press Yogyakarta. Soepranianondo, K., Sidik, R., Nazar, Hidanah, S. dan Pratisto, 2013. Buku Ajar Kewirausahaan. Airlangga University Press. Surabaya. ... Hal ini disebabkan biaya pakan mencapai 60-70% dari biaya produksi. Berdasarkan Ulumiah et al. 2020, agar udang tidak mengalami underfeeding atau overfeeding maka ukuran dan jumlah pakan yang diberikan harus diperhitungkan secara cermat dan tepat. Sejak benur ditebar hingga udang siap panen dapat diberikan pakan buatan berupa pakan buatan pelet. ...... Kabupaten Bangkalan merupakan wilayah yang cocok untuk budidaya udang vaname. Kabupaten Bangkalan termasuk salah satu daerah pemasok udang vaname di Jawa Timur yang keberadaannya perlu dikembangkan Ulumiah et al., 2020. Udang vaname termasuk salah satu komoditas unggulan dengan produksi yang tinggi di Kabupaten Bangkalan Fikri et al., 2017. ...... Pemberian pakan merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya udang karena menyerap 60-70% dari total biaya operasional. Pemberian pakan yang tepat sesuai kebutuhan udang akan memacu pertumbuhan dan perkembangan udang secara optimal sehingga pruduktivitasnya dapat ditingkatkan Ulumiah et al., 2020. Pemberian pakan udang harus dipantau dengan jumlah yang benar karena ukuran pakan sangat penting dalam budi daya udang intensif, petani udang harus dengan cermat memantau baki pakan, dengan menyesuaikan pemberian jumlah pakan, sehingga kesehatan udang dapat terjaga Yong, 2014. ...Raihan PutriAsran Asran Arnawan HasibuanSaifannur SaifannurBackground Budidaya udang diwilayah pesisir pantai sebagian besar menjadi pencaharian bagi masyarakat di Aceh Utara. Pemberian pakan udang dilakukan secara manual pada saat pagi dan sore dengan cara menaburkan pakan ke dalam tambak. Pemberian pakan tersebut tidak efektif karena terikat dengan waktu dan ukuran pakan yang diberikan. Hal tersebut yang melatar belakangi tim pengabdian memberikan pengetahuan dengan memperkenalkan prototipe berupa teknologi alat pemberi pakan secara otomatis. Metode Metode yang dilakukan adalah observasi, perancangan dengan cara merakit dan sosialisasi, serta memperaktekkan secara langsung penggunaan alat otomatis tersebut. Hasil Hasil pengabdian menunjukkan bahwa petani tambak udang sangat termotivasi untuk dapat segera menggunakan alat pakan udang otomatis karena sangat tepat dalam memperbaiki manajemen pemberian pakan sehingga dapat berkelanjutan agar ketahanan pangan terjaga. Teknologi yang digunakan berupa mikrokontroller Arduino Uno, sensor ultrasonik sebagai pendeteksi volume pakan, RTC sebagai modul pewaktu, Lcd sebagai penampil informasi hari, tanggal, bulan, modul relay, driver motor, dan motor DC. Kesimpulan Harapan pengabdian kepada masyarakat ini adalah akan memberikan pengetahuan dan temuan baru untuk petani tambak sehingga petani mampu merancang pemberian pakan udang secara otomatis untuk memudahkan pemberian pakan agar meningkatkan produktivitas serta menghasilkan kualitas udang.... Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam budidaya udang vaname karena menyerap 60-70% dari total biaya operasional Ulumiah et al., 2020. Pemberian pakan yang sesuai kebutuhan akan memacu pertumbuhan dan perkembangan udang vaname secara optimal sehingga produktivitasnya bisa ditingkatkan. ...Desa Lipah Rayeuk dikenal sebagai penyedia udang dan ikan nila air payau di Kawasan Kabupaten Bireuen. Penggunaan plastik sebagai alas dasar tambak budidaya udang merupakan salah satu teknologi di daerah-daerah dengan tanah tingkat keasaman, dan porositas tinggi seperti tanah gambut dan tanah berpasir. Pengabdian ini bertujuan untuk mengkaji Penggunaan High Density Polyethylene HDPE pada kelompok Laut Mina Budidaya dalam perbaikan manajemen budidaya udang vaname Litopenaeus vannamei. Metode Mitra pada pengabdian yaitu Kelompok Laut Mina Budidaya dengan anggota sebanyak 8 orang. Kegiatan yang dilakukan merupakan kontruksi tambak pemakaian plastik HDPE, pengelolaan kualitas air, manajemen pakan, dan manajemen kesehatan udang. Pengambilan data dilakukan melalui quisioner. Tim pengabdian juga melakukan penyuluhan pendidikan, pelatihan, dan pendampingan terhadap mitra. Hasil Kelompok Laut Mina Budidaya mengalami peningkatan dalam pengetahuan manajemen kolam terpal HDPE serta memiliki perbaharuan fasilitas tambak, seperti plastik HDPE dan alat mesin pakan. Kesimpulan Mitra kelompok mendapatkan peningkatan pengetahuan serta mendapatkan kontribusi bahan dan alat dalam pelaksanaan budidaya selama proses budidaya udang vaname, dalam pengelolaan ini mitra mengalami peningkatan secara inovatif.... The feed given to the anco unit is of the total daily feed. This is following Ulumiah et al. 2020, the size and amount of feed given must be done carefully and precisely so that the shrimp do not experience a lack of feed underfeeding or excess feed overfeeding. S B B reduced 50% from the previous feed Description controls on 3 anco units are symbolized - the feed is depleted, S the remaining feed is low less than 50%, B leftover feed a lot more than 50%. ... Rifqah PratiwiI Nyoman SudiarsaPieter AmaloYusuf Widyananda Wiarso UtomoVannamei shrimp Litopenaeus vannamei is one of the leading fishery commodities that have high economic value. If the process is implemented properly, shrimp production with a super intensive system becomes a profitable future of the aquaculture orientation. This study aims to examine the production process and product performance of super- intensive system vannamei shrimp on an industrial scale. This research method is a case study that includes observation, interviews, and directly follows the production process of shrimp on an industrial scale, without experimental design. The production process includes ponds preparation, media preparation, seed selection and stocking, management of feed and water quality, monitoring of pests and disease, monitoring of growth, and harvest. The treatment given was the application of Bacillus sp. as probiotics on rearing media to optimize shrimp growth. This study showed after 100 days of rearing resulted in SR 71%; biomass tons; harvest size 45 – 32; ABW 22 g/tail; ADG g/day; and FCR Water quality was still in the optimal ranges to support of shrimp growth, includes temperatures 27 – 31oC; brightness 14 – 120 cm; pH – salinity 33 – 34 mg/L; dissolved oxygen – mg/L; alkalinity 100 – 360 mg/L; TOM 40 – 103 mg/L; and nitrite – mg/L. The production process of vannamei shrimp on an industrial scale with a super intensive system that is applied by PT. Sumbawa Sukses Lestari Aquaculture, West Nusa Tenggara shows optimal growth and Idham ShilmanSuparmin SuparminFadly IrmawanBudiman BudimanUdang vaname memiliki banyak keunggulan mulai dari harganya yang tinggi, cepat tumbuh dan tahan penyakit. Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam budidaya udang vaname karena menyerap 60-70% dari total biaya operasional, sehingga pemberian pakan perlu diperhatikan terutama efisiensinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio konversi pakan FCR, tingkat efesiensi penggunaan paka EP dan kelangsungan hidup SR udang vaname pada usaha pembesaran dengan pola tambak intensif di Pusat Unggulan Teknologi PUT Politeknik Negeri Pontianak di Mempawah. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskripif. Teknik pengumpulan Data yang yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan terhadap jumlah pakan yang tersisa pada anco dalam % dari jumlah pakan yang diberikan pada setiap pemberian pakan untuk mengetahui Efisiensi pemberian Pakan EP, Feed Convertion Ratio FCR dan Survival Rate SR. Nilai FCR tambak A1 dan A2 memiliki nilai yang sama yaitu 1,3. Efisiensi pakan pada tambak A1 %, sedangkan pada tambak A2 sebesar %. Nilai SR tertinggi yaitu pada tambak A2 dengan nilai % dibanding dengan tambak A1 dengan nilai 75,0. Berdasarkan hasil yang diperoleh, tambak usaha pembesaran udang vaname Litopenaeus vannamei pada Pusat Unggulan Teknologi PUT Politeknik Negeri Pontianak di Mempawah yang menunjukan hasil terbaik, layak dan efisien adalah pada tambak Regency, especially Bades Village, is one of the central managements of coastal and marine areas in East Java Province. One of the fishermen groups in Bades Village is the Mina Dampar Fishermen Group. Until now, these fishermen groups have not been able to utilize coastal areas for small-scale people's ponds due to limited knowledge of intensive shrimp farming technology, limited access to capital, and limited market information. This Technical Guidance aims to broaden horizons and introduce vannamei shrimp farming technology to fishermen who are members of the Mina Dampar group. This technical guidance activity was carried out at the Fish Landing Base in Bades Village and was targeted at the Mina Dampar Fishermen Group. The mentoring method used is the Participatory Rural Appraisal PRA method. This Technical Guidance aims to broaden horizons and introduce vannamei shrimp farming technology to 10 fishermen who are members of the Mina Dampar group. This technical guidance consists of outreach activities and field orientation. This activity shows that fishermen are interested in cultivating vannamei shrimp in Bades Village, especially freshwater vannamei shrimp cultivation. Cultivating freshwater vannamei shrimp can be a source of income for fishermen while doing Petani tambak udang vaname di Kabupaten Bireuen merasakan penurunan hasil produksi karena banyak petani tambak belum memiliki teknologi memadai. Kelompok Laut Mina Budidaya sudah menerapkan teknologi closed system dan sterilisasi air pada kolam tandon untuk peningkatan produksi udang vaname. Pengabdian ini bertujuan untuk mengkaji peningkatan nilai ekonomi pada kelompok masyarakat pembudidaya udang vaname Litopenaeus vannamei yaitu kelompok Laut Mina Budidaya Kabupaten Bireuen, Aceh. Metode Pengabdian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2020. Tahapan pengabdian berupa pedampingan dan praktek langsung tentang manajemen pemberian pakan, kualitas air selama pemeliharaan udang, kesehatan udang dan panen udang vaname yang diaplikasikan teknologi closed system. Hasil Pembesaran udang vaname selama 88 hari dengan jumlah benur sekitar ekor maka didapatkan hasil produksi sebesar kg berat total. Sedangkan nilai Feed Conversion Ratio FCR tambak mitra sebesar 1,4 saat panen atau jika dirata-ratakan sebesar 1,36. Nilai FCR sebesar 1,4 yang termasuk baik dalam budidaya udang vaname pada mitra sehingga penggunaan pakan sudah tergolong efisien. Keuntungan yang diperoleh ± Rp dan nilai pengembalian biaya operasional Revenue Cost Rasio RCR>1 katagorinya layak diusahakan. Kesimpulan Pemeliharaan udang vaname dengan menerapkan teknologi closed system dapat meningkatkan produksi dan nilai ekonomi dalam pemeliharaan udang vaname di kelompok Pdf FahmiY L Hadic/AS4995599335055361496115 777990/download/Comparison_of_ Convenience_Sampling_and_Purpo Fahmi, I. dan Hadi, 2010. Pengantar Manajemen Perkreditan. Bandung Budidaya Udang Vannamei di RejotengahM FariyantoFariyanto, M., 2012. Kelayakan Budidaya Udang Vannamei di Rejotengah, Deket Lamongan. Skripsi. Agribisnis. Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran". Surabaya, 98. and Sensitivity Analysis of Intensive Vannamei Shrimp Cultivating in Subdistrict of PancengV GeotivannyS HidanahD S NazarGeotivanny, V., Hidanah, S. dan Nazar, 2014. Financial and Sensitivity Analysis of Intensive Vannamei Shrimp Cultivating in Subdistrict of Panceng, Gresik Regency. Agro Veteriner, 31, vannamei. Penebar SwadayaR W HalimanD AdijayaHaliman, and Adijaya, D., 2005. Udang vannamei. Penebar Swadaya. Kelayakan Finansial Usaha Udang Vannamei litopaneaus vannamei padaA T LawaputriLawaputri, 2012. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Udang Vannamei litopaneaus vannamei padaPengaruh Ukuran KAP, Return on Assets dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Audit Report LagWaputriI a Panjaitan, I., 2017. Pengaruh Ukuran KAP, Return on Assets dan Loan to Deposit Ratio Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis, 12, Rupiah Budidaya Udang Vannamei Varietas Baru UnggulanS RusmiyatiRusmiyati, S., 2010. Menjala Rupiah Budidaya Udang Vannamei Varietas Baru Unggulan. Cetakan Pertama. Pustaka Baru Press Yogyakarta. ManajemenPakan Pada Pemeliharaan Larva Udang Vaname Manajemen Pakan Buatan. Pakan buatan merupakan pakan yang sengaja dibuat oleh manusia yang kandungan nutrisinya disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi larva. Dalam proses pemeliharaan larva udang Vaname, pemberian pakan buatan sangat berpengaruh dalam menunjang pertumbuhan larva. Sukses melakukan budidaya udang vaname tidak lepas dari pemberian pakannya yang berkualitas. Ada aturan dalam pemberian pakan udang vaname menurut umur udang. Jika sudah sesuai, maka pertumbuhan udang vaname juga akan lebih optimal. Ada beberapa kandungan dalam pakan udang vaname yang harus terpenuhi, seperti protein, mineral, vitamin, dan karbohidrat. Oleh karena itu, sebagai peternak tambak udang vaname, Anda harus mengetahui aturan pemberian pakan untuk udang vaname. Pemberian pakan udang vaname yang tepat sesuai dengan umur udang akan sangat mempengaruhi kualitas dan percepatan pertumbuhan udang. Mari kita simak beberapa rekomendasi manajemen pemberian pakan udang 1. Pemberian pakan benur vaname umur 1 – 30 hari Pemberian pakan yang tepat untuk benur udang vaname yang berumur 1-30 hari akan memberikan pengaruh pada pertumbuhan udang. Untuk benur udang, Anda dapat memberikan pelet udang pabrikan yang memang sudah diformulasi untuk kebutuhan gizi bibit udang yang masih kecil. Anda dapat juga memberikan pakan alami udang yang berupa mikroorganisme plankton yang dapat Anda budidayakan dikolam tambak. Plankton adalah makanan yang sangat cocok untuk benih udang karena sangat mudah dicerna oleh benur. 2. Pemberian pakan udang vaname umur lebih dari 30 hari Ketika udang vaname berumur lebih dari 30 hari. Maka pemberian pakannya juga akan berbeda. Semua harus sesuai dengan hitungannya. Ada dua cara untuk menghitung pakan udang vaname yang berumur lebih 30 hari Jumlah pemberian sesuai dengan kebutuhan. Jumlah pakan ideal yang sesuai dengan pertumbuhan, rata-rata pertambahan berat harian, feeding rate, dan rata-rata berat badan udang. Pada dasarnya, pemberian pakan udang vaname yang berdasarkan kebutuhan lebih mudah dihitung karena berdasarkan realitas kebutuhan udang setiap hari. Pemberian pakan udang yang sesuai bisa Anda dapatkan melalui pemantauan secara rutin terhadap kuantitas konsumsi pakan harian udang. Juga dengan memeriksa seluruh wadah pakan yang dipasang secara khusus di tempat tertentu dalam tambak. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan nafsu makan udang vaname sehingga Anda bisa menentukan perkiraan jumlah pakan setiap hari. Pemberian pakan udang Vaname menurut umur dok Jumlah Pakan Udang Dengan Anco Anco dapat membantu Anda menghitung jumlah kebutuhan pakan udang perhari yang tepat. Anda dapat menggunakan Anco sesuai dengan luas kolam tambak udang Anda. Sebagai contoh penghitungan Anco dalam tambak dengan luas 0,8 sampai 1 hektar membutuhkan sekitar 9 Anco. Lalu, bagaimana cara memantau pemberian pakan udang dengan menggunakan anco? Lakukan penebaran pakan udang vaname pada petak-petak tambak sampai selesai. Masukkan pakan dalam anco lalu turunkan secara perlahan dalam tambak supaya pakan tidak berhamburan keluar. Jika sudah melewati waktu pemberian pakan, maka periksa pakan dalam anco. Sisa pakan dalam anco bisa Anda gunakan untuk memperkirakan jumlah pakan yang akan Anda berikan kepada udang vaname di kemudian hari. Tips Memberikan Pakan Udang Vaname Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat memberikan makanan pada udang vaname agar lebih efektif Matikan kincir air sebelum pemberian pakan dengan minimal 15 menit sebelum memberi makan udang. Jangan memberikan pakan secara berlebihan, karena air bisa menjadi keruh dan memperburuk kualitas air serta menurunkan kadar oksigen terlarut. Sebarkan pakan secara merata, baik itu pakan udang tradisional atau pellet. Berikan pakan vaname sesuai dengan takaran sesuai umur udang. Pastikan Anda memberikan cukup vitamin dan mineral pada pakan udang vaname. Vitamin E, C, K dan mineral penting seperti magnesium, besi dan mangan akan membantu udang vaname tumbuh dengan baik. Memberikan Makanan Udang Vaname Sesuai Umur Pemberian pakan udang vaname sesuai umur akan membantu udang untuk berkembang dengan sehat dan tumbuh besar dengan masimal. Ternak udang Vaname Anda akan lebih tahan terhadap penyakit dan pastinya memberikan hasil panen yang optimal. L7hopH6.